Mohon tunggu...
Bryan Rae Souw
Bryan Rae Souw Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Pelajar

Suka makan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kesehatan Mental di Tengah Kehidupan yang Semakin Sibuk

8 November 2024   23:47 Diperbarui: 9 November 2024   04:29 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjaga Kesehatan Mental

Aktivitas di tempat kerja dan sekolah pun sudah dimulai. Namun, di balik kesibukan ini, banyak yang mulai merasakan tekanan yang mengganggu kesehatan mental mereka.

Sekolah dan pekerjaan bisa memberi tekanan yang luar biasa bagi banyak orang , apalagi jika tekanan tersebut terus-menerus meningkat. Tuntutan tugas, ujian, dan ekspektasi akademis seringkali meninggalkan sedikit waktu untuk beristirahat atau menikmati kehidupan di luar. Juga para pekerja yang sering menghadapi keketatan target dan deadline pekerjaan . Dalam kondisi-kondisi seperti ini, kesehatan mental sering diabaikan begitu saja, bahkan dianggap hal sepele. 

Namun, tanpa adanya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan, maka kelelahan fisik serta emosional bisa menumpuk dan mengakibatkan stres yang tidak terkontrol. Maka oleh karena itu, kita harus mengambil keputusan dan langkah untuk menjaga kesehatan mental kita di tengah semua kesibukan dan tuntutan kerja.

Perawatan kesehatan mental sangat penting untuk dilakukan, baik itu di tempat kerja maupun di sekolah. Tekanan-tekanan dari sekolah yang biasanya berasal dari tugas, ujian, dan ekspektasi akademis tinggi, bisa saja terdorong oleh faktor seperti ekspektasi orang tua dan persaingan antar teman.

 Namun, biasanya pelajar memiliki waktu yang lebih fleksibel untuk beristirahat di antara pelajaran, sementara pekerja terikat pada rutinitas kantor yang lebih terstruktur dan penuh batasan waktu. Walaupun, keduanya memiliki tantangan mirip dalam menjaga keseimbangan tuntutan dengan kehidupan pribadi. 

Pelajar mungkin lebih khawatir tentang masa depan dan jalan karier, sedangkan pekerja lebih khawatir akan tekanan untuk lebih berprestasi dan mempertahankan posisi pekerjaan mereka. Meski situasi berbeda, keduanya memerlukan pendekatan yang tepat untuk mencegah burnout dan menjaga kesehatan mental.

Bayangkan seorang siswa SMA yang setiap hari berangkat pagi dan pulang sore untuk mengikuti kelas dan kegiatan ekstrakurikuler. Tak hanya itu, ia juga harus meluangkan waktu untuk bimbingan belajar demi mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi. Karena tekanan yang begitu besar, sering timbul rasa cemas, hingga ia merasa kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya ia nikmati. Kondisi serupa dialami oleh seorang pekerja kantoran yang sering pulang larut malam karena tuntutan pekerjaan tinggi. 

Target yang meningkat membuatnya harus meninggalkan waktu pribadinya demi menyelesaikan pekerjaan, hingga timbul rasa lelah dan mudah terpancing emosi. Kedua contoh ini menunjukkan bagaimana tuntutan sekolah dan pekerjaan dapat menekan kesehatan mental, dan betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia kerja dan kehidupan diri sendiri. 


Pentingnya Kesadaran dan Dukungan di Tempat Kerja dan Pendidikan

Sampai sekarang, kesehatan mental siswa dan pekerja masih dianggap remeh oleh institusi pendidikan dan perusahaan. Seolah-olah memang tekanan berlebihan sudah menjadi standar  pekerjaan dan pengabaian kesehatan mental sudah menjadi norma. Padahal, jika hal tersebut terus menerus terjadi, maka tingkat produktivitas dan kesejahteraan akan semakin menurun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun