Mohon tunggu...
Bryan Jati Pratama
Bryan Jati Pratama Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Author of Rakunulis.com

Qu'on s'apprête et qu'on part, sans savoir où on va

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Memoir

6 November 2019   23:47 Diperbarui: 6 November 2019   23:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ragaku terhimpit kesementaraan disaat jiwa menolak untuk menua. Karena aku  pada dasarnya abadi. Hanya saja setelah sekian tahun melupa. Lupa arah langkah kembali.

Nyawa berkawan dengan mati. Nyala pada seribu api. Membakar kerapuhan tak kenal padam. Teriakkan bisikan tak kunjung redam.

Nanti ada hari yang ku cipta. Untuk sekedar mengingat masa. Saat indah masih merekah. Belum layu gugur ke tanah.

Nanti ada waktu saat aku lelah menunggu. Seminggu pisah serasa sewindu. Padahal kau-aku berpisah lebih lama dari usia segala benda. Tak lagi saling melihat bertatap mata.

Nanti ada aku.
Yang mengingatmu.
Hari ini.

Jakarta, 6 November 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun