Ragaku terhimpit kesementaraan disaat jiwa menolak untuk menua. Karena aku  pada dasarnya abadi. Hanya saja setelah sekian tahun melupa. Lupa arah langkah kembali.
Nyawa berkawan dengan mati. Nyala pada seribu api. Membakar kerapuhan tak kenal padam. Teriakkan bisikan tak kunjung redam.
Nanti ada hari yang ku cipta. Untuk sekedar mengingat masa. Saat indah masih merekah. Belum layu gugur ke tanah.
Nanti ada waktu saat aku lelah menunggu. Seminggu pisah serasa sewindu. Padahal kau-aku berpisah lebih lama dari usia segala benda. Tak lagi saling melihat bertatap mata.
Nanti ada aku.
Yang mengingatmu.
Hari ini.
Jakarta, 6 November 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H