Mohon tunggu...
Bryan Jati Pratama
Bryan Jati Pratama Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Author of Rakunulis.com

Qu'on s'apprête et qu'on part, sans savoir où on va

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Liar

14 Mei 2019   00:32 Diperbarui: 14 Mei 2019   00:38 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
internasional.kompas.com

Si penampung tak melulu luas.
Terbang burung pun punya batas. Berpagar duri jeruji besi.
Di cadari kepul awan tinggi.

Muka beringsut berpeluh rupa.
Wajah bersungut berair mata.
Memikul semeru di punggung punggung.
Beban di jantung berjalan limbung.

Sakit sekarang pilih kasih.
Tak dianiaya yang punya dalih.
Mengumbar semak belukar.
Meluka kulit tercakar.

Derita tak merambati kaki pejabat.
Nestapa tak jambaki kepala penjahat.
Yang disiksa hanya aku.
Dan beribu-ribu aku.

Aku adalah singa hutan.
Yang dipecut jadi tontonan.
Lompati api sirkus keliling.
Yang ditepuktangani tikus juling.

Akan kuterkam pawang pemecut.
Biar kutikam jalang pengecut.
Lalu aku mengaum sejadi jadinya.
Lantangkan teriakan sekeras kerasnya.

Jakarta, 12.12
14 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun