Si penampung tak melulu luas.
Terbang burung pun punya batas. Berpagar duri jeruji besi.
Di cadari kepul awan tinggi.
Muka beringsut berpeluh rupa.
Wajah bersungut berair mata.
Memikul semeru di punggung punggung.
Beban di jantung berjalan limbung.
Sakit sekarang pilih kasih.
Tak dianiaya yang punya dalih.
Mengumbar semak belukar.
Meluka kulit tercakar.
Derita tak merambati kaki pejabat.
Nestapa tak jambaki kepala penjahat.
Yang disiksa hanya aku.
Dan beribu-ribu aku.
Aku adalah singa hutan.
Yang dipecut jadi tontonan.
Lompati api sirkus keliling.
Yang ditepuktangani tikus juling.
Akan kuterkam pawang pemecut.
Biar kutikam jalang pengecut.
Lalu aku mengaum sejadi jadinya.
Lantangkan teriakan sekeras kerasnya.
Jakarta, 12.12
14 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H