Mohon tunggu...
Bryan Jati Pratama
Bryan Jati Pratama Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Author of Rakunulis.com

Qu'on s'apprête et qu'on part, sans savoir où on va

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Nak

30 April 2019   09:12 Diperbarui: 30 April 2019   19:03 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sini Nak. Kau ini jangan dewasa dulu. Biar ada yang disuruh kalau sewaktu waktu bapak beli sebatang dua batang rokok. Sewakan sepuluh dua puluh tambang. Jual seratus dua ratus hektar tanah.

Tau kau Nak. Warisan ibumu itu berlimpah. Dan menurut bapakmu ini setidaknya kau butuh makan tiga kali sehari. Maka bapak jangan kau curigai. Apabila di malam gelap menyelinap mengendap endap. Mengambil emas di dalam brankas.

Mungkin setelah kau hitung-hitung pengeluaran kita banyak. Tak apa. Kau berhitung bapak berhutang. Kebetulan bapak punya teman yang mau pinjami uang. Tapi kau harus rela bila hasil panen dibagi dua. Dan patok tanah digeser sedikit tiap tahunnya.

Kau mungkin protes tapi kau kusekolahkan Nak. Apa yang sekolah ajari padamu selama ini. Bahwa dunia modern adalah persaingan. Kalau tetanggamu punya mobil maka motormu jadi kendaraan paling tak nyaman.

Empat belas abad yang lalu. Seorang rasul berkata orang merugi apabila hari ini tidak lebih baik dari kemarin. Empat belas hari yang lalu dunia modern berkata orang merugi apabila tetangganya memiliki apa yang tidak ia punya. Maka sekarang bapakmu main kejar-kejaran dengan tetangga. Petak umpet dan sembunyi dibalik kata-kata.

Kau suka dipuji jadi anak baik bukan. Maka turuti kata bapakmu ini. Tidak ada anak baik yang dewasa. Maka jangan dewasa.

Jakarta,08.32
30 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun