Mohon tunggu...
Bryan Jati Pratama
Bryan Jati Pratama Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Author of Rakunulis.com

Qu'on s'apprête et qu'on part, sans savoir où on va

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Surat Terkorup

5 Maret 2019   13:48 Diperbarui: 5 Maret 2019   14:34 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kubacakan kepada siapa surat surat ini dikirim :

Kepada mulut mulut penipu. Yang mengantarkan kebisuan pada telinga. Bicara tanpa lupa. Menggarami luka.

Kepada mata mata membisu. Yang melolongi benda semu. Menguntit langkah kaki. Ikut membayangi.

Kepada telinga telinga tuli. Dari tangis anak sendiri. Yang memekakkan gendang. Kejang meradang.

Kepada langkah langkah tegap. Berbaris berderap. Yang saat menghadap. Tergagap gagap.

Kepada bisik bisik tipis. Yang dibawa angin. Yang egois. Selalu ingin.

Kepada tangan tangan penunjuk. Yang menawarkan harga diri. Semurah beras. Serapuh cadas.

Kepada jas jas mewah. Seharga rumah. Membuat mentereng. Wanita digandeng.

Kubacakan apa isinya :
Aku pada kamu.

Jakarta, 12.00
5 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun