Mohon tunggu...
Bryan MatthewJordan
Bryan MatthewJordan Mohon Tunggu... Dokter - Pelajar

isi apa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Mengunjungi Rumah Pengasingan Soekarno-Hatta

31 Maret 2019   17:43 Diperbarui: 1 April 2019   18:38 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari Minggu tanggal 24 Maret 2019 saya berkunjung ke Pengasingan Soekarno yang terletak di Rengasdengklok, Karawang Barat. Perjalanan dari tempat tinggal saya di Lippo Cikarang ke tempat Pengasingan membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Sebenarnya tempatnya cukup terpencil namun tidak terlalu macet kesana. Jarak yang ditempuh sekitar 35km dari Lippo Cikarang. Saya pergi kesana dengan beberapa teman saya yang lain yaitu John,Richard, dan Jeje. Kami berangkat pukul 14.30 WIB.

Perjalanan ke tempat Pengasingan Soekarno melewati daerah seperti pedesaan yang memiliki banyak sawah dan pepohonan yang hijau. Perjalanan kesana tergolong cukup mudah karena kami menggunakan GPS. Meskipun begitu jalanannya agak sempit dan ada 2 arah sehingga agak sulit untuk mendahului kendaraan yang lambat.

Daerah Rengasdengklok pun tidak terlalu ramai dan sebelum kami sampai kesitu kami dapat melihat bernostalgia sedikit dengan perjuangan Soekarno dengan melihat sebuah taman yang ada Tugu disitu. Tugu tersebut menandakan bahwa dulu Soekarno dan Moh.Hatta pernah diasingkan disini. Setelah melewati taman kami harus masuk ke jalanan gang sempit yang hanya bisa dilewati 1 arah. Setelah itu sampailah kami di tempat Pengasingan Soekarno.

Sesampainya disana kami merasa bahwa tempat tersebut tidak 100% orisinal dan hanya tiruan dari Rumah Soekarno yang dulu. Rumah ini dimiliki oleh Djiauw Kie Song. Dahulu beliau mengizinkan rumahnya untuk dipakai oleh para pemuda. Setelah beberapa saat kami disambut oleh Ibu keturunan Tionghoa yang menjaga serta memiliki rumah tersebut. Beliau berkata bahwa rumah tersebut asli dari jaman dahulu dan bukan tiruan. Didalam rumah tersebut terdapat Kasur, lemari, kursi, dan meja yang masih asli. Kerangka dari Kasur tersebut masih asli sejak peninggalan Soekarno dahulu tahun 1940an. Dan hanya kasurnya yang diganti mengingat sudah lapuk. Meja dan kursi yang berbahan dasar dari kayu juga masih asli.

Selain itu terdapat pula cermin yang terpasang agak miring dan Ibu yang menjaga rumah tersebut berkata bahwa ia tidak berani menurunkannya karena takut cermin tersebut akan terpisah. Didalam rumah tersebut terdapat 2 ruangan yang satu merupakan kamar milik Ir.Soekarno dan yang satu laginya merupakan kamar milik Moh.Hatta. Didalam kamar tersebut terdapat Kasur yang kami tidak boleh duduki mengingat kerangka yang sudah sangat tua umurnya dan sangat bersejarah.

Diruangan tengah terdapat foto-foto dan barang-barang peninggalan Ir.Soekarno. Sebenarnya dulu ada mesin ketik di tempat tersebut namun sudah dipindahkan ke Museum di Bandung. Diruangan tersebut juga ada buku tamu untuk para pengunjung yang datang. Jika kami lihat orang-orang yang datang kesana merupakan siswa-siswa sekolah atau mahasiswa kuliah. Hal ini menandakan bahwa masih banyak generasi muda yang ingin melihat atau mengabadikan peninggalan bersejarah yang penting tersebut.

Peristiwa Rengasdengklok berawal saat adanya perbedaan pendapat antara golongan pemuda dengan golongan tua. Ir.Soekarno dan Moh.Hatta menginginkan agar proklamasi didiskusikan terlebih dahulu dengan PPKI. Sebelum itu para golongan muda sudah melakukan diskusi di salah satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak oleh beliau karena beliau merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.

Setelah kejadian tersebut, Ir.Soekarno dan Moh.Hatta diculik oleh para pemuda pada tanggal 16 Agustus 1945 selama satu hari penuh ke Rengasdengklok. Bung Karno dan Bung Hatta dikawal oleh Soekarni, Shodancho Singgih, Jusuf Kunto, dan tokoh lainnya. Soekarno dan Hatta akhirnya singgah di sebuah rumah milik Djiauw Kie Song. Awalnya Ir.Soekarno dan Moh.Hatta direncanakan untuk diculik ke Markas PETA (Pembela Tanah Air), namun pada akhirnya diputuskan untuk ditempatkan di rumah milik Djiauw Kie Song agar tidak terlalu mencolok, jauh, dan letaknya yang terpencil serta banyak tertutup oleh pohon.

Tindakan berani tersebut diambil demi kebaikan mereka agar tidak terpengaruh Jepang dan cepat-cepat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan pernyataan Soekarno kepada Shudanco Sanggih bahwa Ir. Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah kembali ke Jakarta.

Keesokan harinya, Shudanco Sanggih kembali ke Jakarta dan menyampaikan berita kepada kawan-kawan dan golongan muda bahwa Ir. Soekarno akan bersiap memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Di Jakarta sedang terjadi pembahasan antara golongan pemuda dan golongan tua. Kedua pihak sepakat agar proklamasi Bangsa Indonesia dilakukan di Jakarta. Dan untuk melakukan perundingan tersebut Laksamana Tadachi Maeda mengizinkan rumahnya untuk digunakan sebagai tempat perundingan dan keselamatan mereka semua dijamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun