Nuklir merupakan suatu hal yang setidaknya semua orang pasti tahu. Nuklir ditunjukkan sebagai hal yang berbahaya dan sebagai senjata perang. Mungkin kita semua pernah mendengar berita tentang perkelahian Kim Jong Un, presiden Korea Utara dan Donald Trump, presiden Amerika yang hampir menyulut perang.Â
Menurut Kompas, hampir terjadi peperangan antara 2 negara tersebut dengan adanya provokasi nuklir dan rudal. Hal ini membuat saya bertanya, apakah nuklir seharusnya diciptakan?
Mari kita mulai dari awal terbuatnya nuklir, nuklir awalnya digunakan dan dibuat sebagai senjata perang yang dapat membunuh banyak sekali orang dan memastikan kemenangan mutlak.Â
Penemuan Albert Enstein menginspirasi pembuatan nuklir dan salah satu tokoh ternama yang terkenal karena pembuatan nuklir adalah Julius Robbert Oppenheimer. Awalnya, dia membuat nuklir untuk hal damai seperti penggunaan nuklir untuk listrik tetapi dia tidak tahu teknologinya akan dimanfaatkan untuk membuat bom nuklir. Ketika bom nuklir dijatuhkan di Jepang oleh Amerika, hati Julius hancur.Â
Ia menyerukan agar bom nuklir tidak dipakai lagi, tetapi jabatannya dihilangkan dan ia dipecat oleh negaranya sendiri. Seperti yang bisa kita liat dari video ini, https://youtu.be/lb13ynu3Iac, Julius sangat terpukul dan merasa bahwa ia harus menanggung beban dari jiwa-jiwa yang hilang karena ciptaannya. Meskipun adanya hal buruk tersebut, nuklir masih memiliki kegunaan yang baik yaitu sebagai PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). PLTN merupakan pembangkit listrik paling efisien di dunia dan banyak negara maju yang sudah memakainya.
Melihat kedua hal tersebut, mari kita melihat keuntungan dan kerugian dari nuklir. Nuklir dapat dipakai sebagai alat perang dan memperbaiki masalah penggunaan listrik karena nuklir memiliki energi yang sangat padat dan bagus untuk dibuat PLTN. Tetapi seperti yang kita bilang bahwa perang itu tidak pernah baik dan sering dipakai untuk mengancam negara negara lain. Contohnya seperti permasalahan Amerika dan Korea Utara pada awal tahun 2020.Â
Mereka marah dan bahkan sudah mengancam untuk menggunakan tenaga nuklir untuk melawan masing masing. Beruntungnya hal tersebut tidak jadi dan mereka berdamai. Hal yang ditakutkan sekarang adalah perjanjian damai antara Russia dan Amerika yang disebut New START (Strategic Arms Reduction Treaty) akan berakhir pada 5 Februari 2021 dan hal tersebut menimbulkan banyak kontroversi dan ketakutan akan perang. Kita hanya dapat berharap bahwa tidak akan terjadi apa-apa dan dunia akan berlanjut seperti biasa.
Kemudian kita melihat hal buruk dari penggunaan nuklir di PLTN. Meskipun PLTN berguna untuk banyak masyarakat, tidak dapat dipungkiri bahwa ada banyak resiko bahaya yang mungkin terjadi. Salah satu resiko yang mungkin bisa terjadi adalah kebocoran nuklir yang terjadi di Chernobyl pada jaman dahulu. Ledakan ini membunuh semua orang di kota Chernobyl dan membuat Chernobyl tidak dapat ditinggali sampai sekarang.Â
Nuklir juga menghasilkan sampah radioaktif yang tidak dapat dihancurkan dan hanya bisa disimpan di tempat aman. Hal ini dapat menjadi berbahaya karena ini menunjukkan bahwa tenaga nuklir tidak dapat dipakai selamanya. Nuklir juga sangat bergantung pada uranium dan thorium. Kecuali jika kita memiliki cara untuk membuat nuklir bertahan dengan sendirinya dan membuang sampah radioaktif, PLTN tidak akan berguna untuk kehidupan di masa depan.
Tetapi saya percaya bahwa dengan penggunaan PLTN secara aman dan adanya restriksi penggunaan nuklir sebagai alat militer, kita bisa terus menggunakan nuklir secara aman dan untuk menjawab pertanyaan di awal, benar, nuklir itu manusiawi menurut saya dan kita juga harus berusaha untuk kemajuan teknologi di masa depan. Kita sebagai manusia harus bisa mengontrol takdir kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H