Pernah gak sih kalian merasa stuck / merasa bahwa kalian tidak ada kemajuan saat akan melakukan sesuatu, tapi kalian malah banyak mikir ini, mikir itu, dan lain-lain yang berkaitan dengan masa depan kalian. Dan akhirnya munculah pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan perasaan takut dalam diri kalian.
Nah, jika kalian terlalu overthinking seperti itu maka ada kemungkinan bahwa kalian sedang berada pada fase Quarter Life Crisis, fase yang mana kalian sedang mencari jati diri kalian. Krisis ini ditandai dengan munculnya kebimbangan atas kehidupan yang sedang kalian jalani.
Lalu apakah kecemasan ini wajar? Nah, sebelum membahas lebih jauh, perlu kita ketahui dulu apa itu Quarter Life Crisis?
Melansir dari hellosehat.com "Quarter Life Crisis adalah saat dimana seseorang merasa cemas, ragu, gelisah, dan bingung terhadap tujuan hidupnya".
Tak hanya tentang tujuan hidup, keadaan ini juga bisa terjadi pada orang yang memiliki pertanyaan tentang masa depan dan kualitas hidup, seperti pekerjaan, cinta, hubungan dengan orang lain, hingga tentang keuangan.
Quarter Life Crisis / pencarian jati diri ini biasa terjadi di usia 18-30 tahunan. Nah, di fase ini kalian selalu merasakan dan memikirkan tentang banyak hal dalam hidup kalian.
Robbins and Wilner mengatakan bahwa Quarter Life Crisis ini adalah fase dimana seseorang itu membuat pilihan tentang cara terbaik untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan masyarakat. Dalam menyesuaikan diri ini kalian akan mengalami masa transisi dari anak-anak ke dewasa.
Jadi, intinya ini adalah fase / proses pendewasaan dalam hidup kalian.
Memang dalam proses pendewasaan tidak selamanya akan terus berjalan mulus, tapi juga ada kemungkinan bahwa nantinya akan ada banyak perubahan dalam hidup kalian, mungkin bisa dari segi ekonomi, pendidikan, keluarga, teman, pasangan, dan lain-lain. Dan itulah yang akan membuat kalian akan merasa cemas dan muncul emosi yang saling bertentangan.
Sebenarnya kita tidak tau kedepannya kita mau jadi apa, dan ketika akan memutuskan sesuatu kita juga tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Di satu sisi kita harus belajar untuk mengambil keputusan untuk diri kita sendiri, tapi di sisi lain ada berbagai macam pilihan yang membuat kita semakin ragu dengan keputusan yang sudah kita pilih.
Semua kemungkinan yang ada akan membuat kita semakin terjebak dalam kebingungan, dan kita juga jadi ragu terhadap diri kita sendiri, dan itu yang akan membuat kita takut untuk mengambil keputusan.