Mohon tunggu...
Bryan Rae Souw
Bryan Rae Souw Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/SMA/SMAS Kolese Kanisius

hehe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Humoris Seorang Pemimpin

21 Mei 2023   20:50 Diperbarui: 21 Mei 2023   20:51 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel berjudul "Merindukan Sosok Pemimpin Humoris" yang ditulis oleh Pak Ari dan diterbitkan di Kompasiana sedang membicarakan tentang Presiden ke-4 Indonesia, yaitu Gus Dur. Dalam teks ini, dibilang bahwa Gus Dur adalah seseorang yang sangat humoris, dimana beliau sering menggunakan sebuah anekdot di dalam pidatonya. Anekdot ini digunakan sebagai pelengkap pidato, yang biasanya mengandung suatu pesan atau nilai moral. Gus Dur yang dapat menyampaikan kritik dengan sederhana dan lucu bisa menjadi contoh baik yang dapat diikuti, walaupun kita tetap harus memperhatikan topik dan konteksnya. 

Menurut KBBI teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena terdapat unsur lucu dan mengesankan. Lalu teks anekdot dapat saya artikan sebagai sebuah cerita singkat yang bersifat lucu, atau menarik. Dengan juga menyampaikan kritik atau sindiran terhadap suatu kebijakan, peristiwa ataupun tokoh. Teks anekdot ini bersifat mirip dengan teks narasi, yang di dalamnya mempunyai sebuah tokoh, alur dan latar. 

Contoh anekdot yang saya ambil adalah, salah satu anekdot dari Gus Dur sendiri. Di anekdot nya, dibilang bahwa "Polisi yang baik itu cuma 3. Pak Hoegeng almarhum, patung polisi dan polisi tidur". Hal yang menarik dari anekdot ini, adalah anekdot ini menyindir banyaknya polisi yang tidak jujur. Selain itu, juga ada cerita, dimana anekdot ini disebar oleh seorang pria warga Kepulauan Sula, Maluku Utara yang diamankan polisi setelah mengunggah anekdot ini. 

Fungsi dominan dari teks anekdot tersebut adalah sebagai penyampaian kritik dan sindiran kepada para polisi di Indonesia, yang tidak jujur. Selain itu, anekdot ini juga memuji Jenderal Hoegeng Imam Santoso yang dikenal sebagai sosok polisi di Indonesia yang sangat jujur. 

Saya bisa hubungkan anekdot ini dengan seorang pria yang ditahan oleh para polisi karena menyebar anekdot Gus Dur tentang polisi baik. Hal ini mungkin terjadi, karena kurang nya ada wawasan literasi, maka mereka tidak dapat memahami arti dari teks anekdot yang mengkritik, dan malah menganggapnya sebagai ujaran kebencian. Namun, karena anekdot tersebut bersifat menyindir, maka tidak heran bahwa polisi dapat merasa tersinggung dan menahan orang tersebut. Oleh karena itu, kita juga perlu memperhatikan sifat kebahasaan dan konteks dalam menyampaikannya. 

Kesimpulan yang saya dapat dari semua ini, adalah, bahwa Pak Gus Dur sebagai presiden ke 4 Indonesia dan juga tokoh politik Indonesia, sering menggunakan teks anekdot untuk menyampaikan kritik kepada pihak-pihak lain. Hal ini dapat kita gunakan juga sebagai contoh untuk menyampaikan kritik kita sendiri. Namun, dalam penyampaian teks anekdot, dapat terjadi suatu kontroversi yang dapat menimbulkan sebuah pergesekan. Maka kita sangat perlu memperhatikan konteks pembicaraan yang ada, saat menggunakan anekdot

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun