Proses masuknya Islam di Asia Tenggara merupakan sebuah narasi panjang dan kompleks yang berlangsung selama berabad-abad, dimulai sekitar abad ke-7 Masehi. Berbeda dengan penaklukan yang terjadi di beberapa wilayah lain, penyebaran Islam di Asia Tenggara umumnya berlangsung secara damai dan bertahap, melalui berbagai jalur yang saling terkait.
Jalur Perdagangan
Jaringan perdagangan maritim yang menghubungkan Asia Tenggara dengan Jazirah Arab, India, Persia, dan Cina menjadi salah satu jalur utama penyebaran Islam. Pedagang Muslim yang berlayar ke wilayah ini tidak hanya membawa rempah-rempah, kain, dan porselen, tetapi juga memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat lokal. Interaksi ini terjadi di berbagai pelabuhan dan pasar, seperti di Aceh, Malaka, dan Palembang.
Contohnya, interaksi pedagang Muslim dengan para penguasa di Sumatera dan Semenanjung Malaya pada abad ke-7 dan ke-8 M. Dipercaya bahwa Raja Perlak (Aceh) dan Raja Kedah (Semenanjung Malaya) memeluk Islam melalui interaksi ini.
Jalur Perkawinan
Perkawinan antara pedagang Muslim dengan wanita pribumi juga memainkan peran penting dalam penyebaran Islam. Para mualaf sering kali menjadi pendakwah yang efektif dalam menyebarkan agama mereka kepada keluarga dan komunitas mereka. Contohnya, pernikahan Putri Champa dengan Raja Samudra Pasai pada abad ke-13 M. Pernikahan ini menandai masuknya Islam ke Kesultanan Samudra Pasai, yang kemudian menjadi pusat penyebaran Islam di Sumatera.
Jalur Dakwah
Para ulama dan misionaris Muslim dari berbagai belahan dunia, seperti dari Persia, Gujarat, dan Yaman, datang ke Asia Tenggara untuk menyebarkan Islam melalui dakwah dan pendidikan. Mereka mendirikan masjid, sekolah, dan pesantren untuk mengajarkan agama Islam kepada masyarakat setempat. Contohnya, dakwah Wali Songo di Jawa pada abad ke-15 M. Para wali ini menggunakan berbagai metode dakwah yang kreatif dan sesuai dengan budaya lokal, sehingga berhasil menarik banyak pengikut dan menyebarkan Islam secara luas di Jawa.
Jalur Politik
Pendirian kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara, seperti Kesultanan Malaka, Aceh, dan Demak, turut mendorong penyebaran Islam di wilayah tersebut. Para penguasa Muslim sering kali mempromosikan Islam sebagai agama resmi negara mereka dan membangun infrastruktur untuk mendukung perkembangan agama.