Mohon tunggu...
Bryan Septhian
Bryan Septhian Mohon Tunggu... -

we're young.. sang pelurus bangsa\r\n( air mata perjuangan generasi akan menjadi mata air dunia ) TUHAN pun Pastikan itu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pahlawan Nasional dari Tanah Toraja (Sulawesi Selatan)

31 Agustus 2012   20:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:04 3879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PAHLAWAN NASIONAL DARI TANAH TORAJA

(Sulawesi Selatan )

Pong Tiku adalah seorang Pahlawan NasionalIndonesia yang berasal dari Tanah Toraja, Sulawesi Selatan. Pong Tiku merupakanpahlawan nasional yang berjuang melawan penjajahan kolonialisme Belanda di Toraja.

Pongtiku lahir sebagai anak bungsu dari pasangan suami istri Karaeng dan Le’bok pada petengahan Abad ke XIX (1846) di Tondon Pangala’. Karaeng adalah penguasa adat Pangala’ dan sekitarnya. Karena kemampuan dan kepemimpinan Pongtiku yang menonjol, maka sekalipun ia anak bungsu dialah yang menggantikan ayahandanya sebagai penguasa tatkala ayahnya sudah tua.

Pada bulan Maret 1906, pasukan Angkatan Perang Belanda di bawah Pimpinan Kapten Killian datang ke Toraja dengan tujuan melucuti dan mengumpulkan senjata api dari semua penguasa Toraja. karena Kerajaan-Kerajaan di Sulawesi Selatan sudah tidak mau lagi mengakui Perjanjian BUNGAYA yang mengatur hubungan dagang antara Pemerintah Hindia Belanda dengan Kerajaan-Kerajaan di Sulawesi Selatan yang di rasa sangat merugikan.

Perjanjian Bungaya (sering juga disebut Bongaya atau Bongaja) adalah perjanjian perdamaian yang ditandatangani pada tanggal 18 November1667 di Bungaya antara Kesultanan Gowa yang diwakili oleh Sultan Hasanuddin dan pihak Hindia Belanda yang diwakili oleh Laksamana Cornelis Speelman.Walaupun disebut perjanjian perdamaian, isi sebenarnya adalah deklarasi kekalahan Gowa dari VOC (Kompeni) serta pengesahan monopoli oleh VOC untuk perdagangan di Sulawesi Selatan.

pasukan Angkatan Perang Belanda memilih datang ke Tanah toraja karena putaran perdagangan terbesar pada saat itu adalah di daerah Toraja.

Komandan pasukan Belanda memerintahkan Pongtiku datang menghadap dan menyerahkan semua senjata yang dimilikinya. Pongtiku menolak dan bahkan menyatakan sikap,

Kutipan dari pernyataan sikap pongtiku dalam bahasa Toraja

“ lattu tolino di dadian sia pissanri mate, iamoto randuk domai tampak beloakku sae rokko pala’ lettek’ku, noka’na na parenta tu mata ma’busa”

ARTINYA : Manusia hanya sekali di lahirkan dan mati , dari ujung rambut sampai telapak kaki ku saya tidak akan rela di perintah orang barat (Belanda)

Selama 2 tahun Pong Tiku berperang dengan Belanda,selama itu juga Pong Tiku membuat Belanda kocar kacir dan akibatnya posisi Belanda yang sudah terjepit oleh perlawanan Pong Tiku dan rakyat Tana Toraja,sehingga Belanda menggunakan taktik liciknya dengan cara menghasut salah seorang anggota atau pasukan Pong Tiku untuk memberitahukan dimana Pong Tiku berada,dengan imbalan di beri sejumlah uang.Dan pada saat itu Pong Tiku sedang mandi di sungai sad’an yang letaknya di singki (sekarang benteng batu),Rantepao.Akhirnya pasukan Pong Tiku yang berhianat melapor kepada Belanda tentang keberadaan Pongtiku, pasukan Belanda langsung berangkat ke sungai sad’an tempat di mana Pong Tiku mandi pada saat itu, Pada saat pasukan Belanda mendatangi tempat itu tanpa banyak banyak tingkah langsung menangkap Pong Tikukarena kagetnya Pong Tiku tidak berbuat apa-apa.Dan akhirnya pada tanggal 10,juli 1907 Pong Tiku di tembak mati di tempat tersebut.

Saat rakyat Tana Toraja mengetahui bahwa seorang yang selama ini jadi pemimpin dan panutan melawan Belanda yang tak lain ialah Pong Tiku telah mati di tembak oleh pasukan Belanda.perjuangan mereka tidak surut malah bertambah banyak rakyat Tana Toraja yang rela mati demi mengusir tentara Belanda dari Bumi Tana Toraja.Karena pasukan Belanda banyak yang mati saat berperang melawan rakyat Tana Toraja akhirnya Belanda sedikit demi sedikit meninggalkan bumi Tana Toraja,sampai akhirnya rakyat Tana Toraja bisa merasakan indahnya kemerdekaan itu.
Berkat jasa dan perjuangan Pong Tiku mengusir penjajah Belanda,akhirnya pada tahun 2002 pada saat MEGAWATI SOEKARNO PUTRI,menjadi Presiden Republik Indonesia,mengeluarkan surat keputusan (SK ).

SK Presiden No.073/TK/tahun 2002,tanggal 6,November 2002 yang isinya pemberian Gelar kepada Pong Tiku sebagai PAHLAWAN NASIONAL.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun