Mohon tunggu...
Bryan Septhian
Bryan Septhian Mohon Tunggu... -

we're young.. sang pelurus bangsa\r\n( air mata perjuangan generasi akan menjadi mata air dunia ) TUHAN pun Pastikan itu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pahlawan Nasional Asal Makassar

11 Juli 2012   09:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:04 4968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

SULTAN HASANUDDIN PAHLAWAN NASIONAL ASAL MAKASSAR

I mallombasi atau yang kita kenal Sultan hassanudin merupakan sala satu anak bangsa yang lahir di tanah Celebes ( Makassar ) pada tanggal 12 januari 1631

Sultan hasanuddin adalah putera kedua dari I manuntungi Daeng Mattola yang akrab di panggil dengan sebutan sultan malikussaid yang pada waktu itu beliau adalah raja Gowa yang ke-15. Kerajaan Gowa merupakan satu-satunya kerajaan besar yang menguasai jalur perdagangan di wilayah timur Indonesia sekitar abad 15 sampai abad 17.

Usia 16 tahun sultan hasanuddin sering ikut dengan ayahandanya untuk menghadiri perundingan-perundingan penting , oleh karena itu secara tidak langsung sultan hasanuddin belajar mengenai ilmu pemerintahhan, diplomasi dan ilmu perang. Karena sultan hasanuddin sangat berpotensi untuk bidang-bidang tersebut sehingga pada usia 20 tahun beliau di beri kepercayaan oleh ayahandanya untuk menjadi perwakilan mendatangi kerajaan-kerajaan yang bersahabat untuk membawah titah persatuan nusantara.

Kemampuan dan pengalaman yang luar biasa sering di tunjukkan oleh sultan hasanuddin membuat beliau di angkat menjadiraja Gowa ke – 16 setelah wafatnya sultan malikussaid (Raja Gowa ke – 15 )

Pada masa pemerintahannya sultan hasanuddin kerap kali di serang oleh pasukan belanda yang berpusat di Batavia dikarenakan sultan hasanuddin menegaskan penolakan untuk tunduk terhadap ketentuan colonial belanda yaitu Monopoli perdagangan rempah-rempah . yang di rasakan sangat menyinggung kedaulatan kerajaan Gowa yang dapat mengancam perekonomian kerajaan Gowa yang pada saat itu merupakan kerajaan maritim sanagat tergantung pada usaha perdagangan. Serangan pertama berawal tahun 1660 ke dua 1666 ke tiga 1667 dan yang terakhir tahun 1669. Di karenakan perlawanan sultan hasanuddin merupkan perlawanan yang paling dahsyat dirasakan oleh colonial belanda di bandingkan perang yang lain, sehingga sultan hasanuddin di beri julukan oleh musuhnya sendiri ( Belanda) “ VAN HET OOSTEN (AYAM JANTAN DARI TIMUR) “. Dahsyatnya perang melawan kerajaan Gowa dikarenakan dukungan penuh daribangsawan di istana raja, di tambahdengan militansi tetntara kerajaan dan rakyat yang sangat solid membelah tanah kelahirannya. Sehingga armada dagang belanda di kwasan laut Sulawesi bahkan sampai ke laut Maluku dan Kalimantan tidak pernah aman dari gangguan armada Raja Gowa.

Bukan colonial belanda saja yang berperang melawan kerajaan Gowa ada pun kerajaan-kerajaan kecil khususnya di Sulawesi selatanyang ingin melepaskan diri dari kerajaan Gowa, sehingga melakukan pemberontakan, sebut saja kerajaan Bone yang pada saat itu di pimpin oleh Arung Palakka namun pemberontakan itu pun mampu di kalahkan oleh kepeminpinan Sultan Hasanuddin.

Kekalahan tersebut menyimpan dendam pribadi oleh kerajaan Bone sehingga Arung Palakka raja Bone saat itu melakukan komunikasi pada colonial belanda untuk berkoalisi melawan Kerajaan Gowa, dengan syaratcolonial Belanda tidak menggangu kedaulatan Kerajaan Bone. Dengan kepandaian Belanda berdiplomasi sehingga sampailah kata sepakt dari dua bela pihak antara Kerajaan bone dan colonial belanda.

Di perairan buton terjadilah perang antara kerajaan gowa melawan colonial belanda yang suda berkoalisi dengan kerajaan Bone, akibat peperangan tersebut beberapa pimpinan Gowa di tawan oleh colonial belanda seperti karaeng bontomaranu, Datuk Luwu , dan sultan bima.

Tertangkapnya beberapa pimpinan Gowa tersebut mengakibatkan banyak tekanan bagi kerajaan Gowa sehingga , Sultan Hasaniddin membuat kesepakatan atau perjanjian untuk mengakhiri peperangan dengan colonial belanda.

Perjanjian tersebut dinamankan “ perjanjian bongaya “ yang di tandatangani oleh Sultan Hasanuddin pada tanggal 18 november 1667.

Isi perjanjian bongaya yaitu :

1.Sultan Hassanudi harus memberikan kebebasan pada VOC berdagang di kawasan Makassar dan Maluku.

2.VOC memegang monopoli perdagangan di wilayah Indonesia bagian timur dengan pusatnya Makassar.

3.Sultan Hasanuddin harus mengakui bahwa Arung Palakka adalah raja Bone

Selang beberapa tahun pasca perjanjian bongaya, Sultan Hasanuddin merasakan kerugian yang sanyat besar bagimasyarakat Sulawesi oleh karena itu sultan hasanuddin menyusun kembali kekuatan untuk melancarkan serangan ke pada colonial belanda dengan harapan mengusir colonial belanda dari tanah Sulawesi. Namun pada tanggal 24 juni 1668 kakuatan pasukan belanda lebih besar langsung menghancurkan pasukan dan benteng terakhir Kerajaan Gowa benteng SUMBAOPU dan menyita 272 meriam termasuk meriam Pusaka Anak Makassar, Sehingga runtuh lah kerjaan Gowa.

Di karenakan kecintaanSultan hasanuddin pada tanah kelahirannya ( Makassar ) tetap tidak ingin bekerja sama dengan colonial belanda sampai beliau wafat tanggal 12 juni 1670.

Atas perlawanannya mempertahankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, SULTAN HASANUDDIN di nobatkan sebagai sala satu Pahlawan nasional berdasarkan SK presiden RI no. 087/TK/tahun 1973. 6 november 1973.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun