By Bruri Tumiwa
Bayangkan jika hari ini Anda pergi ke dokter dan didiagnosis terkena penyakit kanker. Namun, bukan seorang dokter manusia yang memeriksamu, melainkan sebuah program kecerdasan buatan bernama IBM Watson. Watson mampu mendeteksi kanker dengan akurasi 4 kali lebih tinggi dibandingkan dokter manusia. Atau bayangkan jika dalam 10 tahun ke depan, 90% mobil di jalanan telah menghilang, digantikan oleh kendaraan otonom tanpa pengemudi bahkan mobil terbang tanpa pengemudi. Dunia semakin berubah, dan pekerjaan-pekerjaan yang kita kenal hari ini akan lambat laun menghilang, digantikan oleh teknologi. Akankah Indonesia siap menghadapi masa depan ini?
Transformasi Pekerjaan di Era Revolusi Industri Keempat
Kita berada di ambang Revolusi Industri 4.0, di mana kecerdasan buatan, robotika, dan teknologi digital akan mendominasi lanskap pekerjaan. Perusahaan raksasa seperti Kodak, Nokia, dan Bajaj yang dulunya sangat dominan, kini telah lenyap dari pasar karena gagal beradaptasi dengan perubahan. Hal serupa juga terjadi pada profesi-profesi tradisional, seperti pengacara dan dokter. Program-program kecerdasan buatan seperti IBM Watson terbukti mampu memberikan rekomendasi hukum dan diagnosis medis yang jauh lebih akurat dibandingkan manusia.
Bonus Demografi atau Bencana?
Indonesia saat ini sedang menikmati bonus demografi, dengan usia produktif yang melimpah. Namun, jika kita tidak menyiapkan generasi muda untuk beradaptasi dengan perubahan, bonus demografi ini bisa berubah menjadi bencana. Bayangkan jika 90% pekerjaan yang ada hari ini menghilang dalam 10 tahun ke depan. Apa yang akan terjadi dengan jutaan anak muda Indonesia yang tidak siap? Pengangguran massal, kemiskinan, dan instabilitas sosial bisa menjadi ancaman nyata.
Memanfaatkan AI untuk Masa Depan Cerah
Namun, bonus demografi juga dapat menjadi peluang jika kita mampu memanfaatkannya dengan baik. Dengan populasi usia produktif yang besar, Indonesia memiliki sumber daya manusia yang potensial untuk mengembangkan kecerdasan buatan dan teknologi digital. Investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan inovasi di bidang AI akan sangat menentukan masa depan Indonesia. Jika kita berhasil mencetak generasi muda yang mahir memanfaatkan AI, kita bisa menjadi pemain kunci di era Revolusi Industri 4.0.
Jadi, perubahan teknologi yang begitu cepat memang menakutkan, tetapi juga menawarkan peluang yang luar biasa. Masa depan pekerjaan akan sangat berbeda dengan hari ini, dan Indonesia harus siap menghadapinya. Bonus demografi yang saat ini kita nikmati bisa menjadi berkah atau bencana, tergantung pada seberapa cepat kita beradaptasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi, khususnya kecerdasan buatan. Masa depan cerah Indonesia ada di tangan generasi muda yang siap menghadapi transformasi pekerjaan di era Revolusi Industri Keempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H