Mohon tunggu...
Bruri Berel Tumiwa
Bruri Berel Tumiwa Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Saya adalah seorang pendidik yang telah mengabdikan diri selama lebih dari dua dekade di dunia akademik, dimulai dari Universitas Pattimura Ambon hingga kini di Politeknik Perikanan Negeri Tual, Maluku Tenggara. Di tempat yang sering disebut sebagai Hidden Paradise, karena keindahan alamnya. Saya setia mendidik generasi muda Indonesia, khususnya dalam bidang industri pengolahan hasil perikanan. Meskipun jauh dari pusat orbitasi pertumbuhan, Saya percaya bahwa semangat berkarya tidak terikat oleh lokasi. Di daerah terdepan Indonesia seperti Maluku Tenggara, Saya membuktikan bahwa pengabdian dan dedikasi mampu menerangi setiap wilayah, bahkan meski terpisah dari pusat peradaban. Sebagai salah satu pendiri dan pemimpin Setya Kita Pancasila (SKP), sebuah organisasi massa besar yang tegak berdiri di atas nilai-nilai luhur Pancasila, Saya dan Pengurus lainnya serta Anggota SKP memperjuangkan agar Pancasila menjadi bagian yang tak terpisahkan dari darah dan daging setiap rakyat Indonesia. Dengan semangat kebangsaan yang tak pernah pudar, Kami Setya Kita Pancasila berkomitmen untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat, menjadikan kesejahteraan dan persatuan sebagai tujuan utama. Di luar karier akademik dan organisasi, Saya sebagai sosok yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu haus akan ilmu pengetahuan. Saya tidak hanya berfokus pada industri pengolahan hasil perikanan yang menjadi keahlian Saya, tetapi juga memiliki ketertarikan mendalam terhadap seni budaya dan isu-isu politik. Kegemaran Saya membaca, menulis, dan meneliti memperkaya pemikiran dan wawasan Saya. Saya sangat mengagumi pemimpin bangsa maupun daerah yang rendah hati, jujur, dan berani—pemimpin yang menjadikan Pancasila sebagai landasan utama dalam setiap keputusan dan tindakan. Bagi Saya, Pancasila bukan hanya pedoman bernegara, tetapi juga cerminan dalam kehidupan sehari-hari yang harus diterapkan oleh setiap individu dengan penuh kesungguhan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kelesatan Ikan Asar: Penglaman Kuliner yang tak Terlupakan di Maluku

16 September 2024   07:00 Diperbarui: 16 September 2024   07:04 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Maluku, pulau yang dikenal sebagai "Kepulauan Rempah", bukan hanya terkenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan kuliner yang ditawarkannya. Salah satu hidangan yang wajib dicoba adalah Ikan Asar, yang tidak hanya lezat tetapi juga menyimpan filosofi mendalam tentang tradisi masyarakat Maluku. Mari kita eksplorasi kelezatan Ikan Asar dan mengapa pengalaman ini harus ada dalam daftar perjalanan, bila anda berkunjung ke Maluku.

Apa Itu Ikan Asar?

Ikan Asar adalah ikan yang diasap dengan cara tradisional, menghasilkan cita rasa unik yang sulit dilupakan. Proses pengasapan ini melibatkan ikan segar, seperti cakalang atau tuna, yang telah diambil dan dibuang isi perutnya, setelah itu dibersihkan, dibelah dua, dimana setiap belahan dijepit dengan jepitan bambu, kemudian diasap selama beberapa jam. Teknik pengasapan yang khas, dengan posisi ikan yang diletakan miring, memastikan bahwa setiap serat daging ikan terinfusi aroma asap yang menggoda.

Keunikan Rasa dan Aroma

Kelezatan Ikan Asar terletak pada perpaduan rasa gurih dan aroma asap yang kuat. Setiap gigitan menawarkan pengalaman kuliner yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga membawa Anda merasakan kehangatan budaya Maluku. Hidangan ini biasanya disajikan dengan nasi putih hangat dan sambal colo-colo, yang terbuat dari cabai, jeruk nipis, dan bawang, menambah kesegaran dan kenikmatan saat menyantapnya.

Filosofi di Balik Ikan Asar

Lebih dari sekadar makanan, Ikan Asar mencerminkan ketahanan pangan masyarakat Maluku. Hidangan ini dapat disimpan hingga tujuh hari, menjadikannya pilihan ideal untuk dibawa saat bepergian. Seperti yang dijelaskan oleh penduduk setempat, Ikan Asar bukan hanya simbol kekayaan laut, tetapi juga kekuatan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Di Maluku, makan ikan berarti mengonsumsi ikan yang baru ditangkap atau ikan segar, bukan ikan yang telah disimpan berhari-hari, sehingga ada istilah: "Makan ikan di Maluku itu, adalah ikan yang baru satu kali mati, bukan ikan yang sudah berkali-kali mati." Ini menunjukkan betapa pentingnya kesegaran ikan dalam budaya kuliner setempat.

Kuliner Lain yang Wajib Dicoba di Maluku

Ketika Anda berkunjung di Maluku, jangan lewatkan untuk mencicipi juga berbagai kuliner unik lainnya yang juga layak menjadi bagian dari pengalaman kuliner Anda, diantaranya:

1. Sambal Colo-Colo:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun