Tebing Keraton Bandung. Objek wisata baru yang digandrungi masyarakat. (foto Asep burhanudin)
Di samping keindahan panorama alamnya, ternyata Tebing Keraton, sebuah objek wisata di Taman Hutan Raya Juanda, Dago, Bandung, Jabar, tersimpan potensi yang mungkin jarang ditemui di manapun, yakni tempat bersingahnya burung elang saat migrasi. Sehingga untuk memanjakan pengunjung, pengelola menyediakan camping ground . seukuran lapangan bola
Camping Ground: Di sinilah camping Ground Tebing Keraton yang Senin (2/5) kemarin diresmikan Gubernur Jabar (foto Asep Burhanudin)
Tebing Keraton, sebuah objek wisata yang baru dua tahunan popular di masyarakat terus menunjukan potensinya. Selain menyajikan keindahan alam dari ketinggian, belakangan diketahui kawasan di utara Bandung ini menjadi tempat pesinggahan migrasi burung dunia. Burung elang tadi di antaranya, jenis Alap-alap China dari China, Alap-alap Nippon dari Jepang dan Elang jenis Oriental Honey-Buzzard dari Siberia. Burung itu selalu singgah di kawasan Hutan Tebing Keraton, setelah mengikuti arah angin. Burung ini biasanya datang dan singgah di bulan antara Agustus hingga
“ Jabar sebetulnya merupakan lintasan migrasi burung dunia. Dan kebetulan burung burung itu, terutama jenis elang hinggap di kawasan ini,” kata Ahmad Heryawan, Gubernur Jabar, Senin (2/5) siang tadi di Tebing Keraton usai membuka secara resmi objek wisata ini.
Untuk memfasilitasi burung burung ini, pemerintah setempat kini giat menanam jenis pepohonan berbuah yang digemari burung-burung itu. Sementara untuk pengunjung, di manjakan pula dengan camping ground . Areal seukuran lapangan bola bisa menampung ratusan tenda. Sebagai fasilitas tambahan di areal kemping didirikan beberapa gazebo kokoh berukuran 3 x3 meter, toilet serta mushola.
Fasilitas ini sekaligus memenuhi keinginan pengunjung Tebing Keraton, yang selama ini kesulitan mendapat penginapan di sekitar lokasi. Pengunjung biasnya rela menginap di rumah penduduk karena objek ini lebih bagus bila dilihat pagi dan atau menjelang magrib. Sementara untuk mencapai lokasi harus melewati pinggiran hutan, sehingga kebanyakan mereka akhirnya lebih memilih waktu kunjungannya di siang hari. Kini dengan dibangunnya fasilitas camping ground, pengunjung bisa semalaman penuh menikmati objek ini.
Mudah Ditempuh
Tebing Keraton berjarak sekitar 5 km dari Terminal Dago yang bisa ditempuh dengan kendaran roda empat. Sayangnya, di tengah perjalanan mobil pengunjung selalu ditahan para pengojek. Mereka memaksa untuk mengganti tumpangan dengan ojek motor. Sebetulnya masuk di akal bila mobil dibiarkan mencapai lokasi akan membuat macet karena objek ini tidak memiliki lahan parker luas.
Yang tidak masuk di akal tarif yang mereka kenakan bisa empat kali lipat dari tarif ojek normal. Jarak tempuh yang hanya 1000 meteran lagi dihargakan Rp.20.000/ per orangnya. Harga ini jauh lebih mahal dari tiket masuk yang hanya Rp.11 ribu/ orang dan parkir motor Rp.5.000.