Mohon tunggu...
tedy haryadi
tedy haryadi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merefleksi Ujian Nasional Berbasis Komputer

28 Januari 2016   00:37 Diperbarui: 28 Januari 2016   00:52 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ujian nasional adalah salah satu alat ukur penilaian hasil pencapaian belajar siswa selama menempuh masa sekolah. Berbicara tentang Ujian Nasional yang akrab disebut dengan UN selalu mengisahkan cerita pro dan kontra dalam keberadaanya. Pertanyaanya adalah apakah ujian nasional sudah berjalan efektif dan lancar selama ini?

Di setiap tahunnya selalu ditemukan permasalahan didalam UN seperti pembocoran soal, kualitas kertas lembar jawaban kerja (ljk) yang tidak baik, jumlah cetakkan soal yang tidak sesuai dengan jumlah peserta didik bahkan keterlambatan distribusi soal terutama ke daerah-daerah pelosok. Hal inilah Ujian Nasional merupakan salah satu hal yang harus disikapi secara serius oleh semua pihak, tidak hanya pemerintah tapi harus adanya kontrol bersama.

Salah satu upayanya pemerintah sudah memulai memberlakukan pelasanaan Ujian Nasional di tahun 2015 dengan sistem UNBK yaitu Ujian Nasional Berbasis Komputer atau bisa disebut juga dengan Computer Based Test (CBT). Sekolah yang melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer pada tahun 2015 yaitu sebanyak 585 sekolah dari total 799.429 sekolah yang terdiri dari SMP/SMA/SMK.

Program UNBK sepertinya akan dilaksanakan secara bertahap.  Ujian Nasional Berbasis Komputer ini adalah satu cara untuk menjawab permasalahan UN dari sisi efektif dan efesien. Kasus keterlambatan pengiriman setidaknya bisa diminimalisir dan tidak perlu mencetak dan mendistribusikan soal yang banyak dengan memerlukan waktu dan biaya yang besar. Namanya juga sebuah produk inovasi sistem pasti seiring berjalannya waktu, pasti menimbulkan perdebatan tentang keberadaannya, seperti adanya Ujian Nasional Berbasis Komputer ini banyak dari setiap kalangan yang merespon baik dan ada juga yang merespon kurang baik.

Isu atau alasan yang sering dijadikan sebuah alasan dari pihak yang merespon kurang baik adalah dikhawatirkannya terjadinya gangguan jaringan, sehingga akan terjadi penundaan waktu yang kemudian akan menimbulkan keresahan dari siswa dan orang tua. Padahal untuk tekhnis Ujian Nasional Berbasis Komputer yang sudah dilakukan dengan cara soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan internet (sinkronisasi) ke server lokal yaitu sekolah, kemudian UN siswa akan dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline.

Hasilnya dari server lokal (sekolah) dikirim ke server pusat secara online (upload). Apabila terjadi putus aliran listrik sistem akan menyimpan hasil pekerjaan siswa secara otomatis dan waktu pekerjaan akan berhenti, ketika aliran listrik sudah kembali berfungsi siswa tinggal melanjutkan soal yang belum dikerjakan sesuai waktu yang tersisa.

  Pada kenyataanya jaman menuntut kita untuk maju dan berkembang. Pemanfaatan teknologi menjadi salah satu implikasi dari keadaan tersebut.  Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) merupakan bukti bahwa kita dituntut untuk melek teknologi. Ujian Nasional Berbasis Komputer membawa siswa, guru dan sekolah kepada model pendidikan yang modern dengan tidak gagapnya teknologi. Namun hal itu harus didukung dengan fasilitas yang memadai dan adanya dukungan dari pemerintah untuk penambahan fasilitas juga perbaikkan agar lebih maju.

Kemajuan teknologi atau peningkatan infrastruktur di Indonesia lebih di dominasi di wilayah barat dibandingkan di wilayah timur. Padahal bagian timur untuk saat ini bagus dalam jaringan internet. Saatnya pemangku kebijakan membuka mata lebih lebar dengan melihat kondisi di Indonesia. Saatnya pemerataan yang meyeluruh khususnya dalam hal teknologi agar lancarnya program yang bagus seperti UNBK ini bisa terealisasi diseluruh bagian di Indonesia.

Tidak menutup kemungkinan UNBK bisa dilaksanakan di suatu sekolah harus ditunjang dengan jaringan listrik yang andal, jumlah komputer yang pas dengan jumlah siswa, memiliki guru IT dan yang terpenting adalah mental dari guru dan murid untuk siap melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Agar mental guru dan murid pun terbentuk maka pemerintah pun harus meyiapkannya dengan baik terutama dalam hal fasilitas atau kebutuhan infrastruktur seperti jaringan listrik yang andal. Disini juga dituntut adanya sinergi dari Kemendikbud dengan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Semoga program UNBK menjadi salah satu program yang baik dibidang pendidikan terutama untuk benar benar menekan segala pembiayaan tentang UN dan menjawab tentang pemasalahan yang sering muncul. UNBK sebaiknya jangan sampai menjadi sebuah program musiman karena adanya pergantian mentri jadi ganti kebijakkan tanpa ada follow up selanjutnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun