Mohon tunggu...
BRORIVAI_Center
BRORIVAI_Center Mohon Tunggu... Politisi - Kehadiran lembaga BRC pada dasarnya untuk kemajuan Sulsel

BRC ( BRORIVAI Center )

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ibnu Khaldun, Sang Sejarawan Multidisiplin

27 Mei 2019   19:30 Diperbarui: 27 Mei 2019   19:36 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin al-Hasan bin Jabi bin Khaldun al-Hadhrami atau yang lebih dikenal dengan Ibnu Khaldun dilahirkan pada 2 Ramadhan 732 H/1332 M di Tunisia. Ia lahir saat Daulah Hafshiyah berkuasa di sana. Ilmuan Islam ini terlahir dari keluarga yang dikenal dengan ilmu dan sastranya. Karena itu tidak heran jika ia telah menghafal Alquran di masa kanak-kanaknya.

Ibnu Khaldun dikenal sebagai bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis jauh telah dikemukakannya sebelum Adam Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori ekonominya. 

Bahkan ketika memasuki usia remaja, tulisan-tulisannya sudah menyebar ke mana-mana. Tulisan-tulisan dan pemikiran Ibnu Khaldun terlahir karena studinya yang sangat dalam, pengamatan terhadap berbagai masyarakat yang dikenalnya dengan ilmu dan pengetahuan yang luas, serta ia hidup di tengah-tengah mereka dalam pengembaraannya yang luas pula.

Ibnu Khaldun juga diakui sebagai pelopor studi filsafat sejarah modern. Sarjana Amerika Serikat, Philip K Hitti menegaskan kontribusi besar Ibnu Khaldun dengan pujian panjang-lebar: "Belum pernah ada sebelum dia, baik itu Arab apalagi Eropa, yang memiliki pandangan komprehensif dan filosofis mengenai sejarah. 

Ibnu Khaldun merupakan filsuf-sejarah yang paling brilian yang pernah dihasilkan Dunia Islam. Dia termasuk yang paling besar sepanjang sejarah."Singkatnya, kontribusi besar Ibnu Khaldun ialah merasionalkan ilmu sejarah serta pada penyusunan metode-metode dan tujuan kajian tersebut.

Ibnu Khaldun merupakan keturunan Arab Hadramaut dari Yaman. Kakek dan orang tuanya termasuk pelarian politik dari Andalusia yang kemudian menetap di Tunis. Mereka mendapatkan kedudukan terhormat di tengah masyarakat Afrika Utara dan Andalusia.

#BRORIVAICenter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun