[caption id="attachment_323863" align="alignnone" width="632" caption="gambar :notes.pdiperjuangan.org"][/caption] Jelang pesta akbar yang tinggal menunggu sebentar lagi,partai-partai harusbegitu cermat menyikapi perkembangan dan dinamika politik yang ada di negeri ini, karena tiap detik dinamika politik ini akan cepat berubah, PDIP(Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) pada pemilu yang akan datang begitu besar kansnya untuk memimpin negeri ini, seakan kurang ceramat menyikapi dinamika politik yang sedang berkembang di masyarakat. ada beberapa hal yang saya anggap kurang kehati-hatian PDIP dan akhirnya hal itu malah bias jadi blunder besar bagi partai berlambang Banteng moncong putih itu.
Yang pertama adalah kasus isu pengunduran Tri Risma Harini, Kasus ini begitu menyita perhatian masyarakat ,Kasus ini bermula dengan ketidak hadirnya Tri Risma Harini dalam Pelantikan wakil wali kota Surabaya Wisnu Sakti Buana oleh Gubenur Jawa Timur , Ketidak hadiranTri Risma Harini dengan alasan kesehatan. Selang beberapa hari kemudian muncul isu pengunduran diri Tri Risma Harinidengan alas Dengan alasan yang tidak secara gamblang di jelaskan oleh beliau, Tapi kalau menengok kebelakang setelah Tri Risma Harini jadi walikota begitu banyak lika-liku yang di jalaninya,Dari awal kepemimpinanya Walikota Surabaya perempuan untuk pertama kalinya ini sudah di ultimatum DPRD Surabaya dengan pemakzulanatas kenaikan pajak reklame yang di keluarkan oleh PEMKOT Surabaya. Tidak tanggung-tanggung6 fraksi menyetujui hal itu, tapi yang aneh dari 6 fraksi itu PDIP yang notabennya adalah pengusung Tri Risma Harini ikut pula di dalamanya. Hal inilah yang merupakan blunder PDIP untuk meraup suara di Surabaya, Hal yang lama tidak di ketahuai public banyak sekarang mencuat kepermukaan dan menjadi perbincangan hangat di hampir semua media, Kalau selama ini masyarakat Cuma tau bahwa wali kota dengan berbagi macam prestasi yang di perolehnya ini adalah Salah satu kader PDIP terbaik dan membawa popularitas PDIP, sekarang masyarakat juga mulai tau kalau ada intrik-intrik tersembunyi serta carut marutnya koordinasi yang ada di tubuh PDIP itu sendiri,PDIP yang seharusnya mampu meredam isu ini sejak awal kini sudah kecolongan satu langkah dengan mencuatnya isu tersebut, dukungan yang semula mengarah kepada PDIP dan Tri Risma Harini sekarang berubah arah hanya kepada Tri Risma Harini sang wali kota Surabaya, Sudah terlambat bagi ku PDIP untuk meredam hal ini.
Yang kedua Isu sexy yang lagi hangat adalah tentang penyadapan Gubenur DKI joko widodo, Isu penyadapan ini memang begitu enak untuk di bicarakan karena kita semua tau Jokowi merupakan salah satu tokoh fenomenalserta tokoh yang di gadang-gadang bakalan mendudukiKursi R.I satu, semua sepak terjang dia selalu menjadi sorotan public,Sebagai partai yang berpeluang beasar dan Jokowi sebagai tokoh yang di gadang-gadng jadi presiden , maklum kalau gerak-gerik Jokowi selalu di awasi baik itu kawan ataupun lawan, menurutsekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo, ada tiga alat sadap yang di temukan di rumah Jokowi, lebih lanjut tjahjo kumulo menjelaskan bahwa pihak PDIP sering mendapat teror dan banyak tokoh yang di bajak oleh pihak lain. Isu penyadapan yang di lontarkan pihak PDIP ini secara tidak langsung akan berimbas pada extabilitas PDIP dan Jokowi, dalam hal ini pihak PDIP terlalu berani memainkan isu itu,Ada dua imbas besar yang kemungkinan akan terjadi,yang pertama adalah naiknya extabilitas PDIP dan Jokowi dengan catatan Pihak PDIP dan Jokowi mampu membuktikan siapa dalang di balik semua itu, yang kedua Extabilitas PDIP dan jokowi akan anjlok bila mereka tidak mampu membuktikan pihak yang mendalangi semua itu, karena dengan pernyataan Tjahyo kumolo yang di rilis di berbagai media seolah-olah PDIP dan jokowi jadi Di dholimi oleh pihak-pihak tertentu.
Menurut salah satu media Penyadapan dirumah jokowi itu terjadi tiga bulan yang lalu, Sekarang yang menjadi pertanyaan saya adalah mengapa baru sekarang isu ini mencuat kepermukaan, ada apa ini sebenarnya..? ada kejanggalan dalam hebusan isu tentang penyadapan ini, ada satu hal yang mungkin di mainkan oleh pihak PDIP, Kasus penyadapan ini mencuat bersamaan dengan isu hangat pengunduran Tri Risma Harini dan pada puncaknya bertemunya Tri Risma Harini dengan di undangnya Tri Risma Harini ke gedung DPR, Hadirnya Tri Risma Harini secara tidak langsung berimbas pada PDIP, walau tokoh-tokoh PDIP mendukung Tri Risma Harini melihat carut-marutnya internal PDIP di Surabaya,masyarakat tau bagaimana sikap PDIP terhadap Tri Risma Harini, untuk meredam hal ini maka PDIP melakukan maneuver dengan mengangkat isu penyadapan Jokwi, pihak PDIP pastinya tau kalau Sosok Tri Risma Harini hanya mampu di tandingi oleh Jokowi untuk saat ini, karena dua tokoh inilah yang menjadi sorotan public saat ini. Apapun itu secara tidak langsung dua isu besar ini saling berhubungan, maneuver pilitik yang di lakukan pihak PDIP akan menjadi blunder dan berbalik menampar dirinya sendiri bila pihak PDIP tidak mampu mengungkap siapa dalang di balik penyadapan itu, karena masyarakat akan melnilai isu ini hanya menjadi isu pengalihan tentang tidak kekompakan internal PDIP, dalam isu pengunduran Tri Risma Harini, sekali lagi menurut sayaPDIP terlalu berani memainkan maneuver ini. Kalau tidak maneuver kenapa isu ini muncul bersamaan saat dukunganke Tri Risma Harini begitu memuncak, Dan carut marutnya kekompakan walikota surabaya Dan PDIP surabaya yang notabenya adalah wali kota yang di usungnya ,tidak ada yang tau….? Cuma pihak PDIP yang tau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H