Romadhan , kau telah mampu hadirkan wajahnya temaram
Berlapi-lapis rona merah mengitari lekukan wajahnya
Purnama senyumnya menghias indah kian merona
Nurani tenang, terbasuh seketika kecamuk malam dengan bening embunmu.
Romadhan, kembali kau ingatkan aku pada pertemuan pertama
Saat bersama nikmati menahan lapar dan dahaga
Serta menghalau semua kuatnya nafsu jiwa.
Tak terasa semua seperti mimpi yang mengajak bernostalgia
Saat semua harus berganti dan pergi.
Bening embun jadi derasnya air mata.
Hanya kata, Minal aidhin walfaizhin
Mendekap semua kebersamaan
Menjemput masa yang lain yang tak seindah bersamamu.
Selamat jalan puasaku.
Ku akan menunggumu meski seratus taun lagi.
Taqobalallahu minna wamingkum taqobball ya karim.
Mohon maaf lahir dan bathin, selalu untuk semuanya.
Kutunggu di perbatasan doa-doaku yang mulai senja
Semoga bertemu kembali, dengan hati, amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H