Mohon tunggu...
Fendi Kachonk Kachonk
Fendi Kachonk Kachonk Mohon Tunggu... lainnya -

Seseorang yang belajar memberi makna, pada kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Doa Terahir Romadhan

17 Agustus 2012   20:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:36 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Romadhan , kau telah mampu hadirkan wajahnya temaram

Berlapi-lapis rona merah mengitari lekukan wajahnya

Purnama senyumnya menghias indah kian merona

Nurani tenang, terbasuh seketika kecamuk malam dengan bening embunmu.

Romadhan, kembali kau ingatkan aku pada pertemuan pertama

Saat bersama nikmati menahan lapar dan dahaga

Serta menghalau semua kuatnya nafsu jiwa.

Tak terasa semua seperti mimpi yang mengajak bernostalgia

Saat semua harus berganti dan pergi.

Bening embun jadi derasnya air mata.

Hanya kata, Minal aidhin walfaizhin

Mendekap semua kebersamaan

Menjemput masa yang lain yang tak seindah bersamamu.

Selamat jalan puasaku.

Ku akan menunggumu meski seratus taun lagi.

Taqobalallahu minna wamingkum taqobball ya karim.

Mohon maaf lahir dan bathin, selalu untuk semuanya.

Kutunggu di perbatasan doa-doaku yang mulai senja

Semoga bertemu kembali, dengan hati, amin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun