Villa Isola, megah dan anggun di kota Bandung, berdiri sebagai saksi bisu dari sejarah yang kini terkubur dalam misteri dan ketakutan. Dibangun pada masa kolonial, bangunan ini dahulu menjadi simbol kemewahan dan keanggunan. Namun, di balik dinding-dinding marmer dan jendela-jendela klasiknya, terdapat kisah gelap yang tersembunyi dalam bayang-bayang yang mengitari Villa Isola.
Cerita dimulai ketika seorang peneliti arsitektur bernama Adrian mendengar kabar tentang Villa Isola yang lama terbengkalai. Tertarik dengan sejarah dan keindahan arsitektur klasik, Adrian memutuskan untuk menjelajahi villa tersebut meskipun telah lama ditinggalkan oleh pemiliknya. Hanya sedikit yang tahu bahwa petualangan ini akan membawanya ke dunia yang tak terbayangkan, di luar batas-batas waktu dan realitas.
Dengan kamera dan peralatan pengukurannya, Adrian memasuki gerbang megah Villa Isola. Pohon-pohon tua melambai di sepanjang jalan menuju bangunan itu, menciptakan suasana yang mencekam. Meskipun terlihat memukau dari luar, villa ini seolah-olah merangkul kesunyian yang tidak wajar.
Begitu Adrian melangkah masuk, aroma yang kuno dan atmosfer yang terhenti di waktu mulai mengelilinginya. Seakan-akan waktu telah berhenti berputar di dalam villa ini, membuatnya menjadi museum rahasia yang menyimpan lebih dari sekadar sejarah arsitektur.
Ketika langkah-langkah Adrian menggema di koridor marmer, suara langkah-langkah yang tidak terlihat mengikuti di belakangnya. Dia merasa seolah-olah mata yang tak kasat mata memperhatikannya, namun ketika berbalik, tidak ada yang terlihat. Namun, ketidaknyamanan itu tidak menghentikannya. Sebaliknya, rasa ingin tahunya semakin berkobar.
Adrian mencapai lantai atas, tempat yang dulunya ditempati oleh pemilik dan keluarganya. Ruangan-ruangan besar dengan langit-langit tinggi dan ornamen klasiknya menyambutnya. Namun, keheningan yang tidak biasa merayapi setiap sudut, seolah-olah villa ini menyimpan suatu rahasia besar yang tidak ingin terungkap.
Dalam perjalanannya melalui ruangan-ruangan yang berdebu, Adrian tiba di sebuah kamar yang terkunci. Kamar ini, menurut cerita rakyat setempat, diyakini memiliki kaitan dengan kejadian-kejadian misterius yang terjadi di Villa Isola. Dengan keteguhan hati, Adrian mencari kunci yang akan membuka pintu kamar itu.
Ketika pintu akhirnya terbuka, ruangan itu terang benderang oleh cahaya bulan yang menerobos melalui jendela-jendela yang retak. Di tengah kamar, terdapat sebuah cermin kuno yang menciptakan aura misteri. Sebuah bayangan terlihat di dalam cermin, seolah-olah seseorang yang menantimu.
Adrian merasa takjub dan takut pada saat yang bersamaan. Suara bisikan lembut mulai memenuhi ruangan, berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal. Namun, Adrian merasa terpanggil untuk memahami pesan yang tersembunyi di balik suara-suara itu. Pada saat itu, sebuah kilatan cahaya menyilaukan matanya, dan Adrian mendapati dirinya berada di era yang berbeda. Kamar yang tadinya kosong kini penuh sesak oleh orang-orang yang mengenakan pakaian kuno. Mereka tidak terlihat terkejut oleh kehadiran Adrian, seakan-akan mereka telah menanti kedatangannya.
Suasana di kamar itu berbeda dengan Villa Isola yang ditinggalkan. Orang-orang tertawa dan berdansa, tetapi mata mereka penuh dengan kecemasan. Adrian menyadari bahwa ia berada di sebuah acara pesta yang diadakan puluhan tahun yang lalu, dan setiap orang tampak terlibat dalam ritual yang tak terduga.