Kabar baik merupakan hal yang sangat aku nantikan darinya. Seseorang yang pernah dekat, selalu bersama dalam setiap saat. Makan dan tidur pun selalu bersama. Sebelum aku mengenalnya, aku kaku sekali, umurnya lebih muda dariku, ya aku memanggilnya adik, dan sudah aku anggap sebagai adik kandungku sendiri.
Saat aku di Palembang, aku dengannya bagaikan amplop dengan perangko. Nempel terus. Banyak hal yang aku ceritakan padanya. Tapi dia tidak terlalu terbuka padaku. Pokoknya sangat menyenangkan berteman dengan dia.
Suatu hari, hal yang paling aku benci menjadi kenyataan. Aku benci perpisahan. Ia harus pergi ke Lampung untuk sekolah sambil mondok di pesantren yang cukup terkenal di Sumatera. Dengan berat hati, aku harus melepasanya.
Aku sungguh kehilangan gelak tawaku dengannya. Tertawa atas kekonyolan yang sering kita lakukan bersama. Bahkan saat ia pulang sekolah pun, ia langsung ke kamarku. Lebih memilih diam di kamarku. Saking nyamannya bersama dia, aku bahkan tidak pernah merasa takut dengannya. Ia sudah lebih dari sekedar adik.
Kita bagai dua saudara yang sama-sama merantau di negeri pempek. Nyatanya dia adalah asli kelahiran Palembang, dan aku asli kelahiran Sunda. Yng katanya nada-nada lembutnya mulai hilang saat lama tinggal di Palembang.
Khusnul salah satu anak yang mudah menghafal ayat-ayat Al-Qur'an, tidak salah jika dia mengikuti kelas Tahfidz, tapi hobi juga main android, hehe. Kalau malam dan di kamar terasa panas, kami sering keluar untuk mencari angin. Dua gadis yang menyusuri ramainya kota Palembang di malam hari.
Waktu terasa begitu cepat berlalu. Dia di Lampung, aku harus kembali ke tanah kelahiranku. Aku pulang tanpabertemu lagi dengannya.
Kemarin sore aku mendapat kabar dari kakaknya bahwa ia sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. Sedih sekali rasanya. Untukmu, semoga kamu cepat sembuh. Kembali tersenyum dan ceria seperti sedia kala. Bersabarlah dengan apa yang sedang kamu hadapi saat ini. Lawan sakitmu, aku akan selalu mendoakan yanng terbaik untukmu.
Tetap semangat. Apapun yang terjadi, kamu tetap Khusnulku yang ceria. Aku selalu berdoa agar kita dapat bertemu kembali. Salam sayang dari aku yang mencintaimu dan merindukanmu.
Sumedang, 19 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H