Mohon tunggu...
Brilyan Airlangga
Brilyan Airlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Mahasiswa Deprtemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tektonik Lempeng: Kekuatan yang Memberikan Dampak pada Kehidupan

14 April 2024   09:55 Diperbarui: 14 April 2024   10:10 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tektonik lempeng merupakan fenomena geologi dinamis yang mendasari dan menjadi faktor utama terbentuknya permukaan bumi serta perubahan yang dialami oleh permukaan bumi. Interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia di Jawa barat menghasilkan zona subduksi yang memicu berbagai fenomena geologi.

Tektonik lempeng bagaikan raksasa tak kasat mata yang mengendalikan dinamika planet kita. Teori revolusioner ini menjelaskan pergerakan dan interaksi lempeng-lempeng besar penyusun kerak bumi, menjadi dalang di balik berbagai fenomena geologi yang mengharumkan bumi kita.

Lempeng tektonik erat kaitannya dengan lapisan litosfer pada bumi yang memang menjadi lapisan paling atas dari bumi. Lapisan yang tersusun dari kerak bumi dan mantel bumi, keduanya memiliki sifat sangat padat dan kaku. Lapisan litosfer mengalami proses yang berujung membentuk lempeng-lempeng tektonik pada bumi.

Berdasar dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa lempeng tektonik adalah bagian paling atas bumi dengan fenomena yang muncul akibat proses pergerakan dan mempengaruhi tinggi rendah dari bumi tersebut. Secara langsung adanya proses pergerakan ini membuat pengaruh signifikan pada penampakan permukaan bumi yang dinamis.

Pergerakan lempeng tektonik bukan kekuasaan manusia kita sebagai manusia yang tinggal di bumi tidak dapat mengatur pergerakan tersebut. Kita hanya bisa merasakan dampak dari pergerakan yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng bumi ini.

            Gempa bumi, tsunami merupakan contoh dari fenomena yang didasari oleh pergerakan tektonik lempeng. Selama masa pembentukan bumi (Arkeozoikum 2.500 juta tahun yang lalu), bumi telah banyak mengalami banyak perubahan yang diakibatkan oleh pergerakan tektonik hingga kondisinya seperti hari ini. Munculnya pegunungan, danau, sungai merupakan akibat dari tektonisme yang terjadi di masa lampau. Pergerakan lempeng bumi memberikan pengaruh besar pada kehidupan yang ada di bumi.

Teori Mengenai Tektonik Lempeng

setiap suatu permasalahan tentunya memiliki teori-teori dibaliknya yang menjelaskan kenapa suatu permasalahan tersebut  terjadi, sama seperti lempeng tektonik bumi memiliki  teori yang medukung dan menjelaskan asal usul terbentuknya dan terjadinnya permukaan bumi dan apa yang dialaminya.

  • Teori kontraksi dan Pemuaian
  • Teori ini pada awalnya dicetuskan oleh Descrates (1596-1650) dan kemudian di dukung oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Descrates menyebutkan bahwa bumi terus mengalami penyusutan dari masa ke masa karena adanya proses pendinginan. Akibat dari proses penyusutan ini permukaan bumi mengkerut dan terbentuklah relief berupa gunung, lembah dan dataran. Analogi teori ini di adopsi dari kulit buah apel yang mengering. Dari teori ini dapat dijelaskan mengenai proses terbentuknya lipatan pada permukaan bumi, namun teori belum dapat menjelaskan proses terbentuknya daerah-daerah tekanan.
  • Teori Dua Benua
  • Teori yang dikemukakan oleh Edward Zuess pada tahun 1884 ini menyebutkan bahwa bumi ini pada awalnya terdiri atas dua benua yang sangat besar yaitu Laurasia di bagian kutub utara dan Gondwana pada bagian kutub selatan. Kedua benua ini terus mengalami pergerakan ke arah ekuator bumi hingga pada akhirnya terpecah menjadi beberapa benua yang lebih kecil. Disebutkan Laurasia terpecah menjadi benua Asia, Eropa dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi benua Afrika, Australia dan Amerika Selatan.

  • Teori Konveksi
  • Teori konveksi ini pertama kali dicetuskan oleh Arthur Holmes sekitar tahun 1927 dan kemudian dikembangkan oleh Harry H. Hess dan Robert Diesz. Teori ini menyebutkan bahwa terdapat arus konveksi dari dalam mantel bumi yang terdiri dari massa berupa lava. Ketika arus konveksi ini membawa lava sampai ke permukaan bumi di bagian punggung tengah samudra (mid oceanic ridge), akan menyebabkan lava tersebut membeku dan membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lama. Teori ini didukung dengan adanya bukti bahwa terdapatnya bagian mid oceanic ridge itu sendiri, seperti mid Atlantic Ridge dan Pasific Atlantic Ridge. Selain itu berdasarkan sebuah penelitian mengenai umur laut juga dibuktikan bahwa semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan-batuannya semakin tua.
  • Teori lempeng tektonik
  • Teori yang dikemukakan oleh Tozo Wilson sekitar tahun 1965 ini menyebutkan bahwa kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer, dan lempeng-lempeng pembentuk kulit bumi ini selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi dari lapisan astenosfer. Pergerakan lempeng tektonik ini dapat dibedakan menjadi tigajenis berdasarkan arahnya, yaitu (1) Konvergensi yaitu berupa gerakan saling bertubrukan antar lempeng tektonik, baik lempeng benua maupun lempeng samudra. Beberapa pegunungan seperti Himalaya muda, Alpen, Rocky dan Andes disebut merupakan relief yang terbentuk akibat proses kenvergensi ini.; (2) Divergensi, yaitu gerakan saling menjauh antar lempeng tektonik; (3) Sesar Mendatar (Transform), yaitu gerakan berlawanan arah yang menyebabkan terjadinya pergesekan antar lempeng tektonik. Sesar San Andreas yang terbentang sepanjang 1.200 km merupakan salah satu relief yang terbnetuk akibat adanya proses transform ini.

Dampak Yang Diakibatkan Oleh Pergerakan Lempeng Tektonik

Dampak dari pergerakan lempeng tektonik dapat kita rasakan hari ini, fenomena yang bahkan telah terjadi jutaan tahun lalu efeknya masih kita rasakan entah itu berdampak positif pada kehidupan makhluk hidup di bumi atau berdampak negatif.

Dampak positif yang dapat kita rasakan adalah keanekaragaman bentuk bumi.pergerakan lempeng bumi tentu saja sangat berpengaruh pada bentuk permukaan bumi,  tidak mungkin bumi mengalami suatu pergerakan yang dahsyat namun tidak ada dampak apapun yanng terjadi pada permukaannya, oleh karena itu pergerakan lempeng bumi ini membentuk permukaan yang beranekaragam bentuknya contohnya seperti munculnya pegunungan, sungai, danau bahkan palung terbentuk karena adanya  pergesara lempeng bumi di dasar laut. manusia saat ini dapat memanfaatkan sumber daya di daerah yang terbentuk akibat pergeseran lempeng bumi  tersebut.  Contohnya sungai dapat dijadikan sumber kehidupan oleh orang-orang yang tinggal disekitarnya tidak hanya dijadikan sebagai sumber kehidupan namun dapat dijadikan menjadi objek wisata seperti Danau Toba yang berada di Sumatera Utara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun