Mohon tunggu...
Brilyana Elhusna
Brilyana Elhusna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa Universitas Airlangga dengan program studi teknik lingkungan. Meskipun demikian, selain saya berminat terhadap isu-isu lingkungan, saya juga menaruh minat pada isu-isu sosial masyarakat sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Fatherless, Ayah di Depan Mata, Perannya Kasat Mata

10 Januari 2025   22:15 Diperbarui: 10 Januari 2025   22:12 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Fenomena fatherless mulai menjadi perbincangan masyarakat baru-baru ini. Fenomena ini memunculkan pertanyaan mengenai keberadaan dan kehadiran seorang ayah terhadap kehidupan anak. Membuntuti fenomena tersebut, Indonesia menjadi negara yang menempati posisi ketiga dengan fenomena fatherless tertinggi di dunia. 

Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anak di Indonesia kurang merasakan peran ayah dalam kehidupannya. Tidak hanya kehadiran secara wujud saja, namun juga  dukungan secara psikis dari sosok ayah ikut hilang. Ketidakhadiran sosok ayah ini menumbuhkan seorang anak yang menjadi haus akan sosok ayah itu sendiri. Lantas apa penyebabnya? Dan apa dampak bagi anak itu sendiri apabila masih tetap kehilangan sosok ayah hingga ia dewasa?

Father hunger, atau kelaparan sosok ayah, menjadi akibat apabila seorang anak kehilangan sosok ayah. Lalu siapa yang bertanggung jawab? Bukan masalah siapa yang bertanggung jawab, namun, apa akar penyebab dari fatherless ini. Budaya patriarki dalam kehidupan berkeluarga menjadi faktor terbesar dalam fenomena fatherless. Bagaimana tidak, mindset bahwa hanya ibu yang merawat anak dan seorang ayah tidak ikut dalam pengasuhan anak menjadi faktor utama penyebab fatherless ini. Sosok ayah seringkali hanya berfokus pada tugas untuk mencari nafkah dan kurang menghabiskan waktu dengan anak. 

Lantas apa solusinya? Apakah bisa diperbaiki apabila anak terlanjur merasa father hunger? Jawabannya bisa, sangat bisa. Ayah bisa menjadi sosok teman bagi anak, mengajari hal-hal kecil dan selalu hadir di depan anak dengan memberikan support secara psikis kepada anak. Interaksi antar anak dengan ayah akan menghangatkan suasana dan hubungan keduanya yang sempat renggang. Mungkin akan sedikit canggung pada awalnya, namun itu merupakan salah satu cara paling efektif untuk mengatasi fenomena fatherless.

Sehingga dapat kita ketahui, bahwa quality time seorang ayah yang diberikan kepada anaknya adalah faktor penyembuh terbesar bagi para penderita fatherless di dunia ini, termasuk Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun