Mohon tunggu...
Brilyan Indraprasta
Brilyan Indraprasta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profile

Hanya seorang mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Pendidikan di Indonesia Masih Tertinggal dari Negara-Negara Tetangga?

18 Oktober 2022   08:44 Diperbarui: 18 Oktober 2022   08:50 1737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuh laporan yang dirilis oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) menyatakan bahwa, menurut Survei Programme for International Student Assesment (PISA) 2018 yang dilakukan oleh organisasi tersebut diketahui Indonesia mengalami penurunan skor dibanding dengan survei yang dilakukan pada tahun 2015. Survei ini dilakukan untuk mengukur prestasi kemampuan matematika, kemampuan membaca, dan kemampuan kinerja sains pada peserta didik berusia 15 tahun di negara-negara peserta survei.

Indonesia mendapatkan skor 371 untuk kemampuan membaca, Skor ini menempatkan Indonesia di perinkat 74 dari 79 Negara yang ada di seluruh dunia. Untuk kemampuan matematikan Indonesia mendapatkan skor sebesar 379 yang menempatkan Indonesia di peringkat 73. Sedangkan untuk kemampuan kinerja sains Indonesia mendapatkan skor 396 dimana lagi-lagi Indonesia berada di peringkat bawah yaitu 71.

Skor-skor ini sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang berada di Asia seperti Singapura, China, Jepang, Malaysia, dan yang lainnya. Sebagai perbandingan China dan Singapura masing-masing menempati peringkat pertama dan kedua dengan skor masing-masing ialah 555 untuk China dan 549 untuk Singapura.

Hal ini menunjukan bahwa pendidikan di Indonesia dinilai tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tentangga. Lalu kenapa pendidikan di Indonesia bisa tertinggal oleh negara-negara tetangga? Padahal pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk perkembangan suatu bangsa karena pendidikan sendiri adalah pilar yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu negara.

Dengan kualitas pendidikan yang baik maka akan berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia pada suatu negara. Sumber daya manusia ini yang menentukan bagaimana keberlangsungan suatu negara, jika kualitas SDM di suatu negara tinggi maka kinerja negara tersebut akan semakin baik karena tenga kerja yang ada di negara tersebut memiliki keterampilan yang memadai dan memiliki banyak ide-ide bagus dibarengi dengan pengaplikasiannya untuk menunjang suatu negara. Berbeda halnya dengan negara dengan kualitas SDM yang rendah dimana para tenaga kerja mungkin tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan yang cukup.

Dari semua pernyataan di atas kita kembali lagi pada pembahasan utama pada artikel opini ini yaitu " Mengapa Pendidikan di Indonesia Masih Tertinggal dari Negara-Negara Tentangga? ". Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan di suatu negara seperti sistem pendidikan, kualitas guru atau tenaga pendidik, pemerataan pendidikan, fasilitas pendidikan, dan berbagai hal lainnya yang akan dibahas pada artikel opini ini. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi pendidik:

Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan di Indonesia dirasa masih terlalu mengekang para siswa dalam mempelajari hal-hal yang mereka minati, para siswa di Indonesia masih dituntut untuk menguasai semua mata pelajaran yang ada. Hal ini berbeda dengan sistem pendidikan yang ada di negara tetangga yaitu Singapura. Singapura menganut sistem pendidikan yang fleksibel, singapura memberikan kebebasan pada para siswanya untuk memilih ilmu yang akan dipelajari. Siswa di Singapura tidak terkekang dalam memilih materi yang ingin dipelajari.

Hal ini tentunya berbeda dengan Indonesia yang masih mengekang siswanya untuk belajar materi yang telah ditetapkan, banyak siswa yang mengangkap bahwa mereka salah masuk jurusan seperti ada siswa yang ingin masuk jurusan IPS namun masuk jurusan IPA. Siswa seperti ini pernah saya jumpai saat saya melakukan kegiatan Asistensi Mengajar di Sekolah Menengah Atas di Malang selama 6 bulan dimana beberapa siswa pernah mengaku ke saya bahwa mereka merasa salah jurusan dan kurang nyaman dengan jurusan yang mereka dapatkan pada waktu itu, hal inilah yang berpengaruh pada pendidikan siswa tersebut dimana siswa tidak suka dengan apa yang dijalani pada waktu tersebut sehingga pendidikan yang didapatkan kurang maksimal.

Namun akhir-akhir ini pemerintah telah mengeluarkan kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka belajar dimana siswa tidak lagi terkekang oleh jurusan-jurusan yang telah ditentukan oleh sekolah dimana mereka belajar, jadi untuk kelas 11 dan 12 SMA nantinya sudah tidak ada penjurusan. Dengan adanya kurikulum baru ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.

Kualitas Guru atau Tenaga Pendidik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun