Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang dapat mempengaruhi berbagai spesies hewan, termasuk kucing. Penyakit ini ditandai oleh gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak yang disebabkan oleh kekurangan produksi insulin atau resistensi terhadap insulin. Diabetes mellitus pada kucing umumnya menyerupai diabetes tipe 2 pada manusia, dimana terjadi penurunan sensitivitas sel terhadap insulin.
Diabetes mellitus pada kucing sering kali disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Obesitas adalah salah satu faktor risiko utama yang berkontribusi terhadap perkembangan resistensi insulin. Selain itu, kucing yang lebih tua, kucing jantan, dan beberapa ras tertentu seperti Burmese memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes.
Pada kondisi diabetes, sel-sel tubuh kucing tidak dapat memanfaatkan glukosa secara efektif, sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia). Akibatnya, kucing mungkin mengalami gejala seperti poliuria (peningkatan frekuensi buang air kecil), polidipsia (peningkatan asupan air), dan polifagia (peningkatan nafsu makan) yang disertai dengan penurunan berat badan.
Diagnosis diabetes mellitus pada kucing dilakukan melalui pemeriksaan klinis dan laboratorium. Pemeriksaan darah menunjukkan hiperglikemia dan glukosuria (keberadaan glukosa dalam urin). Tes tambahan seperti pengukuran fruktosamin serum dapat membantu mengevaluasi kadar glukosa darah selama beberapa minggu terakhir.
Manajemen diabetes pada kucing melibatkan kombinasi terapi diet, insulin, dan monitoring rutin. Diet khusus yang rendah karbohidrat dan tinggi protein sering direkomendasikan untuk membantu mengontrol kadar glukosa darah. Pemberian insulin injeksi biasanya diperlukan untuk mengelola hiperglikemia. Monitoring rutin, termasuk pengukuran glukosa darah di rumah dan kunjungan teratur ke dokter hewan, sangat penting untuk memastikan kontrol yang efektif terhadap penyakit ini.
Prognosis kucing dengan diabetes mellitus bervariasi tergantung pada respons terhadap pengobatan dan keteraturan manajemen. Dengan perawatan yang tepat, banyak kucing dapat hidup dengan baik dan memiliki kualitas hidup yang baik. Namun, komplikasi seperti ketoasidosis diabetik dan neuropati diabetik dapat terjadi jika diabetes tidak terkontrol dengan baik.
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang umum pada kucing dan memerlukan pendekatan manajemen yang komprehensif. Pengenalan dini, perawatan yang tepat, dan monitoring rutin adalah kunci untuk mengelola kondisi ini dan meningkatkan kualitas hidup kucing yang terjangkit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H