Mohon tunggu...
Briliant A. Prabowo
Briliant A. Prabowo Mohon Tunggu... Ilmuwan - Postdoctoral fellow - INL - International Iberian Nanotechnology Laboratory, Portugal

Ph.D.., Department of Electronics Engineering, Chang Gung University, Taiwan. Master of Engineering, Semiconductor Technology Program, Asia University, Taiwan. Bachelor of Engineering, Soegijapranata Catholic University, Semarang, Indonesia. Working Experiences: 2019 – Present, Nanodevices group, Department of Nanoelectronics Engineering, INL – International Iberian Nanotechnology Laboratory. 2018, Post-Doctoral Fellow, Chang Gung University, Taiwan. 2017 – 2019, Research Center for Electronics and Telecommunications, Indonesian Institute of Sciences. 2008-2017, Research Center for Informatics, Indonesian Institute of Sciences. 2006-2008, Trans TV, Transmission Department.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Gelombang elektromagnetik menyebabkan gempa?

17 April 2012   02:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:32 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan dunia komunikasi, khususnya melalui internet memerlukan filter bagi diri kita untuk memilah mana informasi yang sehat, mana informasi yang baik, dan mana informasi yang cenderung junk news. Sebagai orang yang telah mengenyang pendidikan, tentunya kita perlu memijakkan kembali logika-logika ilmiah untuk memfilter diri kita. Jika kita tidak mampu memfilter, bagaimana dengan adik-adik kita dan generasi mendatang kelak? Terkait tulisan saya sebelumnya tentang analisa HOAX tentang Gempa yg dipicu oleh HAARP. Seperti dugaan saya, banyak tanggapan beragam. Ada yang menjadikan sebuah asumsi menjadi referensi (juga dari video yang tersebar di youtube),  bahwa, gelombang dengan frekuensi rendah seperti sub-woofer bisa menghasilkan vibrasi jika dipancarkan di lempeng yang tidak stabil. Mari kita bahas lebih dalam, benarkah asumsi tersebut. 1. Jenis-jenis gelombang. Mari kita buka lagi buku pelajaran fisika jaman SMP. :) Ada beberapa macam jenis gelombang, diantaranya adalah gelombang suara. Menurut wikipedia: Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombanglongitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair,padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Artinya, dalam perambatannya suara membawa pergeseran tekanan udara, sehingga bisa menggerakkan membran telinga kita dengan vibrasinya, maka oleh otak kita bisa mendengar. Kecepatan rambat suara tergantung dari berbagai faktor seperti tekanan udara, temperatur, dan jenis media perambatan. Nah, kalau disebutkan bahwa HAARP merupakan pemancar gelombang ELF, atau gelombang elektromagnetik dengan Extremely Low Frequency, apakah sama dengan gelombang suara? Gelombang elektromagnetik merupakan perambatan radiasi listrik dan magnet, yang berosilasi dan dapat merambat dalam ruang hampa. (Ingat kalau suara tidak bisa merambat dalam ruang hampa). Gelombang elektromagnetik memiliki kecepatan seperti kecepatan cahaya 3e8 m/s.

2. Penggunaan logika Dalam menyimpulkan sesuatu, tentu ada premis yang digunakan. Dari para pembaca yang percaya dengan asumsi bahwa Gelombang ELF=Gel. Suara, kira-kira berikut logika yang digunakan.

Gel. Suara bisa dipancarkan dengan frekuensi rendah, Gelombang ELF memiliki frekuensi rendah, Maka, gelombang suara sama dengan gelombang ELF.

kalau dalam logika filsafat rumus yang digunakan: A=C ; B = C; maka A=B. benarkah? :) saya ambil analogi yang lebih sederhana:

Sapi adalah hewan yang berkaki empat, Kambing memiliki kaki empat, Maka Sapi sama dengan kambing.

Alur logika demikian tidak dapat digunakan sebagai pijakan ilmiah tentunya. jika anda masih percaya, monggo itu hak anda. :) Sangat penting menggunakan logika untuk beberapa manfaat. 3. Kemampuan Vibrasi Mekanik dari Gelombang Bunyi Memang benar, gelombang suara memiliki kemampuan vibrasi mekanik pada sebuah benda. contoh sederhana, pada saat kita di dalam mobil dengan sound system yang mantap, bas kita maksimalkan, maka tubuh kita bisa merasakan degup-degup sub-woofer nya. Atau saat suara petir menggelegar, kaca rumah kita akan bergetar. Tentu saja demikian. Begitu juga gendang telinga kita digetarkan oleh vibrasi mekanik bunyi. Bagaimana dengan gelombang elektromagnetik? apakah memiliki kemampuan vibrasi mekanik? Berdasarkan frekuensinya gelombang elektromagnetik dikelompokkan dalam:

Masalah gelombang ELF memiliki radiasi yang berbahaya bagi tubuh atau tidak, itu tentu perlu penjelasan medis. Namun apabila gelombang elektromagnetik memiliki kemampuan vibrasi, mari kita pahami. Contoh gelombang ELF adalah tegangan listrik kita, dengan rekuensi 50-60 Hz. ref Kalau tegangan listrik 50 Hz memiliki vibrasi mekanik, wah... apa yang terjadi pada rumah kita ya? lalu area yang dilalui tegangan tinggi transmisi listrik bisa retak-retak dong? Apalagi jalur listrik di bawah laut yang menyebarngi selat sunda selama puluhan tahun dengan gelombang elektromagnetiknya bagaimana? bisa menyebabkan gempa juga dong? dan.. ternyata tidak demikian kan. Atau pernah melihat percobaan gelas yang pecah karena resonansi bunyi? Anda bisa ganti sumber suara dengan pemancar radio sederhana yang bisa diatur frekuensinya, dan silakan ditunggu sampai berapa lama bisa memecahkan gelasnya. =) Kalau bisa pecah, jangan lupa videonya diupload. 4. Kesimpulan Sampai sejauh ini, hipotesa bahwa HAARP dapat menyebabkan gempa bumi, tetap tidak dapat dinalar secara ilmiah. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun