Mohon tunggu...
Briliani Putri Pijar
Briliani Putri Pijar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat Datang

Halo pembaca, Selamat datang. Terimakasih sudah berkunjung ke profil kami!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kendalikan Pikiran atau Pikiran Yang Mengendalikan Kita?

2 Januari 2025   00:17 Diperbarui: 1 Januari 2025   23:19 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pernahkah kalian merasa seperti pikiran kita yang justru mengendalikan diri kita, bukannya kita yang menguasai pikiran tersebut? Ini bukan cuma soal merasa khawatir sesekali, tapi lebih ke pengalaman terus-menerus diguncang oleh berbagai perasaan yang datang tanpa diundang, Seperti kecemasan yang membesar, perasaan tidak cukup baik, atau bahkan rasa takut yang datang begitu saja.

Kendali pikiran, dalam banyak hal, mungkin terdengar seperti konsep yang mudah, kan? Kenyataannya, banyak dari kita merasa lebih sering dibawa oleh arus pikiran daripada bisa mengarahkannya. Kita seperti penumpang, bukan pengemudi. Jadi, kapan kita jadi penumpang dalam hidup kita sendiri? Dan bagaimana kita bisa kembali mengendalikan setirnya?

Ketika Pikiran Menjadi Penguasa

Pikiran kita itu kadang bisa seperti anak nakal, yang tak mau mendengarkan kita. Pasti kalian pernah merasa stress karena banyak hal yang tak jelas dan cemas tentang masa depan, atau merasa menyesal dengan apa yang sudah terjadi. Keasyikan kita dalam berpikir terlalu banyak bisa jadi bahan bakar bagi kecemasan yang malah memperburuk keadaan.

Malah, sering kali kita lebih cepat percaya pada pikiran negatif, bukannya pikiran positif yang membangun. Contohnya, saat sedang melihat masalah kecil, seperti pekerjaan yang belum selesai, bisa muncul pikiran "Saya pasti gagal". Atau saat gagal dalam mencapai tujuan kecil, langsung muncul kekhawatiran yang berlebihan "Saya tidak cukup baik." Pikiran-pikiran ini datang begitu saja, seringkali tanpa alasan yang jelas. Dan alih-alih membantu kita menghadapinya, malah lebih sering memengaruhi tindakan kita dengan rasa takut dan kecemasan.

Di titik inilah, kita perlu bertanya pada diri sendiri: "Apakah saya ingin tetap terjebak dalam lingkaran ini?" Jawabannya, tentu saja tidak. Ini saatnya kita ambil kendali.

Menjadi Pengendali Pikiran: Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Untuk mengembalikan kendali itu, sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita coba. Beberapa teknik sederhana berikut ini bisa membantu kita agar pikiran tidak lagi menjadi penguasa atas hidup kita.

  1. Mindfulness
    Teknik mindfulness mengajarkan kita untuk hidup sepenuhnya di masa kini, tanpa terjebak di masa lalu atau terlalu cemas tentang masa depan. Cobalah untuk hadir dengan perasaanmu, tanpa menghakimi. Saat pikiran negatif datang, biarkan saja. Terimalah mereka tanpa berlarut-larut terperangkap dalam pikiran tersebut.

  2. Reframing
    Kalau sering merasa terpuruk dengan pemikiran negatif, cobalah untuk mengganti perspektif. Misalnya, daripada melihat ujian sebagai ancaman, coba ubah mindset dan lihat itu sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Terkadang, cara kita memandang masalah bisa memengaruhi betapa besar atau kecilnya masalah tersebut di benak kita.

  3. Positive Self-Talk
    Gantilah pembicaraan dalam kepala yang cenderung negatif menjadi positif. Misalnya, kalau merasa tidak bisa melakukan sesuatu, cobalah berkata pada diri sendiri, "Saya bisa coba lagi dan belajar dari kesalahan." Menumbuhkan pembicaraan positif secara konsisten akan membantu kita mengubah pola pikir secara keseluruhan.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
    Lihat Filsafat Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun