Mohon tunggu...
Briliani Putri Pijar
Briliani Putri Pijar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat Datang

Halo pembaca, Selamat datang. Terimakasih sudah berkunjung ke profil kami!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Depresi dari Kacamata Ilmu Psikologi

1 April 2022   09:23 Diperbarui: 1 April 2022   09:30 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Depresi seringkali dikaitkan atau diucapkan saat seseorang merasa stress, sedih, muram, cemas, dan merasa kacau atas suatu hal yang seharusnya tidak terjadi. Tapi, apakah yang selama ini kita anggap sebagai sebuah depresi, benar-benar sebuah depresi? Ataukah hanya sekedar rasa sedih belaka? Terkadang  rasa sedih atau berduka seringkali dikaitkan pada depresi. Padahal emosi sedih merupakan suatu emosi yang normal. 

Zaman dulu, depresi dianggap sebagai gangguan turunan. Dan disebut sebagai melancholia. Namun seiring berjalannya waktu, para ahli mulai menggabungkan Penyebab depresi adalah karena adanya ketidakseimbangan senyawa kimia otak seperti serotonin dan Dopamin yang menyebabkan seseorang bisa selalu murung dan merasa sendirian. Lantas, apa saja syarat yang harus dipenuhi untuk seseorang di diagnosis menjadi seorang penyintas derpesi?

Menurut DSM V (Diagnostic Statistical Manusaly Five). Ada 9 gejala dari depresi yaitu:

1. Gangguan Tidur

2. Kehilangan minat

3. Cemas

4. Kehilangan energi

5. Penurun mood

6. Gangguan konsentrasi

7. Perubahan pola makan

8. Perubahan psikomotor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun