Mohon tunggu...
BRIGITTA VIOLYNA EL TITO
BRIGITTA VIOLYNA EL TITO Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa S-1 Teknik Kelautan FTK Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Strategi Ekowisata Bahari di Indonesia

7 Oktober 2022   18:47 Diperbarui: 7 Oktober 2022   18:48 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu destinasi ekowisata bahari di Indonesia (sumber: Wonderful Indonesia)

Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 99.093 km dan merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia, dengan luas perairan laut mencapai 5,8 juta kilometer persegi, yang merupakan 71% dari keseluruhan wilayah Indonesia. Indonesia adalah negara maritim sehingga potensi pariwisata terutama wisata bahari di Indonesia sangat luas. 

Dengan luas kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil mencapai 20,87 juta Ha dan biodiversitas yang tinggi, seperti 590 jenis karang, 2.057 ikan karang, 12 jenis lamun, 34 jenis mangrove, 1.512 jenis crustacean, 6 jenis penyu, 850 jenis sponge, 24 jenis mamalia laut, dan 463 titik kapal tenggelam. 

Potensi alam ini yang dimiliki Indonesia adalah aset bagi pariwisata nasional. Pada tahun 2021, sektor pariwisata merupakan sektor penyumbang devisa terbesar kedua setelah kelapa sawit, dengan capaian devisa sebesar 292,86 triliun rupiah.

Konsep pariwisata terus berkembang karena seiring berjalannya waktu. Konsep wisata yang paling dominan di wilayah peisir adalah ekowisata. 

Menurut The International Ecotourism Society, Ekowisata dapat didefinisikan sebagai wisata yang bertanggung jawab pada lingkungan (alam), menopang kesejahteraan masyarakat lokal, dan melibatkan interpretasi dan pendidikan. Tiga komponen utama ekowisata, yakni konservasi alam, pemberdayaaan masyarakat lokal, dan kesadaran lingkungan hidup.

Prinsip dan tujuan ekowisata antara lain:

  • Meminimalisir dampak fisik, sosial, perilaku, dan psikologis;
  • Membangun kesadaran lingkungan, budaya, dan rasa hormat;
  • Memberikan pengalaman positif bagi pengunjung dan tuan rumah;
  • Memberikan manfaat keuangan langsung bagi konservasi atau pelestarian lingkungan hidup;
  • Menghasilkan keuntungan finansial bagi masyarakat lokal, industri swasta;
  • Memberikan pengalaman yang mengesankan bagi pengunjung untuk meningkatkan sensitivitas terhadap iklim politik, lingkungan, sosial tempat tujuan wisata;
  • Membangun, mengoperasikan fasilitas atau infrastruktur dengan meminimalkan dampak lingkungan;
  • Mengakui hak-hak, keyakinan adat dan memberdayakan mereka.

Tanpa menerapkan prinsip dan tujuan ekowisata, wisata alam tidak dapat dikategorikan sebagai ekowisata. Maka diperlukan pengembangan wisata bahari dengan perencanaan yang tepat sehingga wisata bahari dapat dikategorikan sebagai ekowisata. 

Dalam perencanaannya pun harus memperhatikan aspek-aspek yang menjadi acuan perencanaan sebuah obyek wisata, seperti pemasaran, sumber daya masyarakat, dan lain-lain. Perencanaan dengan aspek-aspek tersebut juga perlu disertai dengan strategi agar pengembangan ekowisata bahari menjadi berhasil.

Strategi pengembangan ekowisata bahari di Indonesia:

  • Perubahan mindset pemerintah untuk tidak hanya bertumpu pada wisata arus utama seperti pulau dewata Bali yang tanpa promosi sekalipun sudah terkenal dan menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik dan asing.
  • Ekowisata membutuhkan banyak bidang dalam pengembangannya. Oleh karena itu, membentuk tim terpadu untuk pengembangan ekowisata bahari, bisa meliputi pemerintah baik pusat sampai daerah, kementerian (Kelautan dan Perikanan, Lingkungan Hidup, Pariwisata, dan Kebudayaan), insvestor dan lain lain yang menunjang pengembangan ekowisata ini.
  • Pemetaan pontensi-potensi daerah yang akan dikembangkan menjadi ekowisata bahari.
  • Dalam pelaksanaan kegiatan pariwisata di Indonesia, pendidikan mengenai pentingnya pemeliharaan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan penting bagi masyarakat.
  • Sebagai masyarakat negara dengan sumber daya kelautan yang begitu besar, diperlukan kesadaran masyarakat akan potensi dan lingkungannya sebagai bangsa maritim sehingga meningkatkan rasa kebanggaan dan kecintaan akan potensi sumber daya yang dipunya.
  • Integrasi antara pemerintah daerah dan swasta dalam proyek pengembangan ekowisata bahari ini sangat diperlukan, mengingat pada tahap awal pembangunan membutuhkan investasi dana yang besar.
  • Proaktif pemerintah daerah dalam menginisiasi program ekowisata pada daerah yang memenuhi syarat untuk dikembangkan sebagai ekowisata bahari perlu ditingkatkan. Tentu, hal ini akan berdampak pada peningkatan ekonomi daerah dan sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat pesisir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun