Mohon tunggu...
brigitta swasti
brigitta swasti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya adalah Mahasiswa Kedokteran dengan hobi pengabdian masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Catcall di Indonesia

30 Mei 2024   13:56 Diperbarui: 30 Mei 2024   14:03 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fenomena catcall marak terjadi di kalangan masyarakat kita. Bagi yang belum tahu catcall adalah salah satu dari bentuk pelecehan seksual dimana pelaku akan memberikan kata- kata yang tidak senonoh dan juga mengeluarkan kata- kata yang membuat korban merasa tidak nyaman. Rentang usia dari pelaku catcall sendiri bermacam- macam, namun kebanyakan dari mereka berjenis kelamin laki- laki. Ada banyak alasan mengapa pelaku melakukan catcall seperti adanya rasa superioritas dalam diri mereka atas korban, dianggap keren oleh lingkungannya, dan masih banyak lagi. Lantas jika catcall bukan perilaku yang baik, mengapa masih banyak sekali kejadian catcall di kehidupan kita sehari- hari? Menurut saya ada beberapa faktor seperti :

1. Kurangnya sexual education di kalangan masyarakat Indonesia
Seperti yang kita ketahui, edukasi mengenai hal- hal yang berbau seksual masih dianggap tabu bahkan kotor oleh masyarakat Indonesia. Tanpa kita sadari bahwa edukasi seksual memiliki peran yang penting dalam mengenalkan hal- hal yang berbau seksual dengan cara yang edukatif dan benar kepada masyarakat yang memberikan efek yang signifikan pada perkembangan sifat manusia. Namun karena hal tersebut masih dianggap tabu, banyak dari masyarakat dan penerus bangsa kita merasa malu untuk menanyakan hal- hal yang berbau seksual kepada orang yang lebih dewasa ataupun seorang profesional seperti seorang dokter. Rasa malu inilah yang akhirnya membawa rasa keingintahuan mereka ke arah yang salah seperti menonton porno. Sumber- sumber yang tidak benar inilah yang akan memberikan efek kepada perilaku mereka di kehidupan nyata. Masyarakat kita menjadi kurang tahu apa yang boleh dilakukan dan apa yang kiranya membuat orang lain merasa tidak nyaman dan aman.
2. Perilaku catcall yang masih di normalisasikan
Banyak kejadian catcall yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat kita, entah hal tersebut dianggap normal bahkan harmless. Sedihnya, tidak sedikit dari masyarakat kita yang alih- alih melindungi ataupun membela korban mereka malah menyalahkan korban entah itu cara berpakaian korban, tingkah laku korban, dan masih banyak lagi. Padahal diambil dari survei yang dilakukan oleh Koalisi Ruang Publik Aman (KPRA), persentase terbesar yaitu 17% dari korban pelecehan seksual sedang mengenakan baju tertutup. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelakulah yang tidak dapat mengontrol tingkah laku dan perkataan mereka. Menurut saya hal ini sangat berhubungan dengan edukasi seksual yang masih sangat minim di negeri kita.
3. Masyarakat yang tidak berani untuk bertindak jika menjadi saksi catcall
Salah satu alasan maraknya kejadian catcall adalah masyarakat kita yang tidak berani melakukan apa- apa jika hal tersebut terjadi. Kebanyakan orang tetap diam ketika catcall terjadi. Hal inilah yang membuat para pelaku merasa bebas melakukan hal tersebut sesuka mereka. Diamnya masyarakat kita pun membuat para pelaku merasa lebih powerful jika melakukan hal yang tidak senonoh.

Ketiga faktor yang saya sebutkan saling berhubungan, maka dari itu menurut saya edukasi seksual sejak dini merupakan hal yang penting. Edukasi tersebut bisa berbentuk sederhana seperti cara menghargai orang lain, apa yang harus kita lakukan jika kita menjadi saksi pelecehan seksual, dan masih banyak lagi. Hal tersebut harus diajarkan sejak dini karena anak- anaklah penerus bangsa kita. Jika kita ingin Indonesia memiliki masyarakat yang baik dalam berperilaku maka kita harus berani memulai langkah awal dalam mengedukasi mereka. Menurut saya anak kecil bisa digambarkan seperti tanah liat yang dapat dibentuk dengan mudah sesuai dengan yang membentuknya. Jika kita membentuknya dengan edukasi yang benar, mereka akan tumbuh menjadi manusia yang berperilaku baik. Sebaiknya jika kita malah memberi edukasi yang salah, maka mereka akan tumbuh menjadi manusia dengan perilaku yang kurang baik dan hal tersebut adalah salah kita sebagai generasi yang lebih dewasa. Hal ini saya alami sendiri ketika saya sedang melakukan pengabdian masyarakat, saat itu ada segerombol anak kecil yang melakukan catcall kepada saya dan teman- teman saya. Pada saat itu, yang saya rasakan adalah miris terhadap generasi penerus bangsa, saya juga tersadarkan bahwa pengetahuan masyarakat kita akan moral baik masih sangat rendah.


Bisa disimpulkan bahwa kejadian catcall masih sangat marak terjadi di negara kita dan sedihnya hal tersebut sering dianggap sebelah mata oleh bangsa kita. Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang baik mari kita tidak lagi menormalisasikan catcall ataupun bentuk pelecehan seksual lainnya. Kita bisa memulai dari diri sendiri dengan belajar untuk menghargai orang lain, memikirkan efek perilaku kita terhadap perasaan orang lain, dan tidak tinggal diam jika kita menjadi saksi adanya pelecehan seksual. Kita bisa menegur pelaku, melaporkan pelaku kepada pihak berwajib, dan masih banyak lagi. Jika kita berani melakukan hal- hal tersebut maka saya percaya bahwa kejadian catcall atau pelecehan seksual dapat menurun dan kita bisa membuat orang- orang di sekitar kita merasa aman dan nyaman. Akhir kata, saya ingin menekankan bahwa saya yakin generasi penerus bangsa memiliki potensi yang sangat besar, oleh karena itu mari kita mengedukasi mereka dengan benar agar kedepannya masyarakat kita kian berkualitas dan kita meraih kejayaan negara. Selain itu Indonesia adalah negara yang sangat indah dengan penduduknya yang terkenal ramah, maka dari itu mari kita bangun Indonesia yang penduduknya ramah dan juga bisa menghormati sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun