Mohon tunggu...
Brigitta Merylla
Brigitta Merylla Mohon Tunggu... -

Faculty of Civil and Environmetal Engineering '14

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Water and Sanitation Project: Mewujudkan Kampung dengan Sanitasi Layak

21 Desember 2015   01:55 Diperbarui: 21 Desember 2015   02:52 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Himpunan mahasiswa Rekayasa Infrastruktur Lingkungan ITB atau yang lebih dikenal dengan KMIL (Keluarga Mahasiswa Infrastruktur Lingkungan) baru saja menyelesaikan rangkaian kegiatan pengmas (Pengabdian Masyarakat) yang bertempat di dusun Rancakendal, kecamatan Rancaekek, kabupaten Bandung. Kegiatan yang dilaksanakan selama 4 hari 3 malam, dimulai pada tanggal 17 ini, memiliki tujuan kegiatan yang ingin dicapai, salah satunya ingin menyadarkan warga sekitar mengenai betapa pentingnya hidup bersih dan sehat. Sasaran dari kegiatan pengmas ini sendiri tidak hanya untuk orang dewasa, anak-anak juga akan mendapatkan penyuluhan mengenai kebiasan hidup bersih.

Pengmas di hari pertama dimulai dengan penyuluhan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) yang diperuntukkan bagi anak-anak. Bertempat di SD Rancakendal, penyuluhan ini berlangsung dengan penuh antusiasme dari anak-anak. Harapan dari penyuluhan ini yakni dapat mengubah kebiasaan anak-anak untuk mencuci tangan sebelum makan dan sesudah beraktivitas. Berbeda halnya dengan warga, di hari pertama ini warga diajak untuk berbagi informasi mengenai persampahan yang ada di dusun Rancakendal ini.

Penyuluhan persampahan yang diberikan kepada warga diantaranya mengenai pemilahan sampah dan bank sampah. Pada umumnya warga sudah paham dengan penanganan sampah, namun melalui penyuluhan ini diharapkan warga bisa lebih peduli dalam penanganan sampah dan semakin paham mengenai sampah organik dan anorganik serta cara pengolahannya.

Berlanjut di hari kedua pengmas yang masih memberikan penyuluhan mengenai sampah. Kali ini penyuluhan yang disuguhkan mengenai pengolahan sampah organik menjadi kompos. Metode yang digunakan dalam pembuatan kompos ini adalah metode takakura, dimana merupakan metode komposting yang menggunakan keranjang berlubang dengan tambahan bahan lainnya seperti sekam yang berfungsi untuk menyerap kandungan air yang berasal dari sampah serta kompos yang telah jadi sebagai pemicu agar sampah lebih cepat menjadi kompos.

Kegiatan hari berdua berlanjut dengan menemani anak-anak bermain. Walaupun hanya permainan yang sederhana seperti membuat lingkaran dan bernyanyi, namun terpancar keceriaan pada raut wajah mereka. Tak hanya bermain, mereka juga dikenalkan budaya untuk membuang sampah pada tempatnya serta cara menggosok gigi yang benar. Mereka sangat bersemangat dan senang, walaupun tingkah mereka membuat kewalahan karena saling berebut menjawab pertanyaan untuk mendapatkan hadiah. Kegiatan hari ini diakhiri dengan berkeliling dusun bersama anak-anak sambil melakukan GPS (Gerakan Pungut Sampah).

Hari ketiga pengmas diisi dengan kegiatan penyuluhan mengenai air limbah dan air bersih yang diperuntukkan bagi warga. Dalam penyuluhan tersebut juga dipaparkan mengenai sanitasi yang layak, serta penjelasan mengenai septitank, aspek – aspek yang perlu diperhatikan saat akan membangun septitank. Selain itu, dalam penyuluhan ini juga ditampilkan demo cara membuat filter air untuk kapasitas rumah tangga. Jika ditilik dari aspek fisik dan kimia, keadaan air di dusun Rancakendal ini jauh dari standar air yang layak konsumsi. Dari kondisi fisik air, terihat bahwa warna air bukan bening jernih melainkan kekuningan dan mengandung endapan.

Sedangkan dari baunya mengindikasikan bahwa air di dusun tersebut mengandung logam besi (Fe). Hal ini dikarenakan air yang ada di dusun Rancakendal ini telah tercemar dengan limbah yang berasal dari industri. Untuk itu, mahasiswa KMIL berinisiatif untuk membangun filter air dengan tujuan agar air yang dikonsumsi oleh warga memiliki kualitas yang lebih baik sehingga meminimalisir juga dampak negatif yang muncul dari penggunan air yang telah tercemar. Pembuatan filter air ini difokuskan pada satu tempat yakni di Masjid Anshorus Sunnah, dimana banyak warga yang menggunakan air yang berasal dari masjid ini untuk keperluan sehari-hari.

Tak hanya penyuluhan saja kegiatan dalam pengmas ini, ada juga keseruan yang memecah kehingan dusun ini salah satunya lomba karaoke anak-anak. Ada 2 kategori, anak-anak dan dewasa. Yang dimaksud dewasa disini adalah para remaja yang berusia SMP. Tentunya keseruan ini menambah hiburan tersendiri bagi para warga.

Kegiatan pengmas ini ditutup dengan peresmian filter air oleh Bapak Rofiq Iqbal selaku Kaprodi RIL serta perwakilan dari RW setempat.  “Harapannya kerja sama ini dapat terjalin terus menerus dan jika dimungkinkan dusun Rancakendal ini dapat menjadi kampung binaan mahasiswa, walaupun ini masih kali pertama dan dalam taraf percobaan.” tutur Pak Iqbal dalam sambutan singkatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun