Dilansir dari katadata.co.id, berdasarkan hasil sensus penduduk 2020 jumlah penduduk generasi Z yang lahir di rentang tahun 1997-2012 mencapai 74,93 jiwa atau 21,88% dari total populasi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa gen-Z cukup mendominasi populasi penduduk di Indonesia dan dapat membawa pengaruh bagi Indonesia sendiri.
Semakin bertambahnya tahun, semakin banyak pula para gen-Z yang mulai beradaptasi dan berinovasi terhadap perubahan dalam segi perekonomian. Terutama selama pandemi, banyak para muda-mudi kalangan gen-Z yang aktif membagikan kisahnya dalam berbisnis, berinvestasi, serta membagikan kehidupan ekonominya melalui berbagai media. Salah satu media yang sedang digandrungi oleh para gen-Z yaitu TikTok. Melalui media tersebut, banyak para gen-Z yang menceritakan bagaimana mereka membangun sebuah platform, startup, bisnis, dan lain sebagainya. Hal tersebut justru membuat para gen-Z yang tadinya belum berkecimpung menjadi mau berpartisipasi dalam melakukan perubahan bagi perekonomian Indonesia yang lebih baik. Hal tersebut bahkan didukung oleh pernyataan kepala global strategi investasi tematik di BofA Global Reserach, Haim Israel dikutip dari laman CNBC, Selasa (1/12/2020) berikut ini:
"Revolusi gen-Z sedang dimulai, karena generasi pertama yang lahir di dunia online kini memasuki dunia kerja dan memaksa generasi lain untuk beradaptasi dengan mereka, bukan sebaliknya."
Namun seringkali kalangan gen-Z yang mulai berbisnis, berinvestasi dan melakukan kegiatan perekonomian melupakan konsep new economy dan dua ensiklik ekonomi yang di gagas oleh Paus Fransiskus dalam konferensi yaitu ensiklik Laudato Si' dan ensiklik Fratelli Tutti. Lalu apa yang dimaksud dengan kedua istilah tersebut? Mari simak penjelasan berikut ini.
Pada pertemuan Economy of Francesco di Assisi, Paus Fransiskus mengutarakan dua ensiklik yaitu Laudato Si' dan Fratelli Tutti. Pada tahun 2019 beliau mengundang beberapa ekonom untuk membicarakan suatu sistem dan narasi ekonomi baru, untuk menggantikan sistem ekonomi yang ada saat ini. Pada pertemuan tersebut Paus Fransikus mengutarakan keresahannya mengenai sistem perekonomian saat ini yang cenderung mengutamakan keuntungan dan berdampak pada adanya kegiatan ekonomi yang merusak alam dan lingkungan serta diskrimasi dan kesenjangan sosial. Sistem ekonomi tersebut cenderung membawa suatu negara menuju kepada hal yang berkenaan dengan kapitalisme dan menurunkan rasa kemanusiaan serta rasa cinta akan sumber daya alam, yang saat ini menjadi kekayaan terutama bagi negara Indonesia. Dalam ensiklik Laudato Si' terdapat pembahasan mengenai pemeliharaan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan dari keadilan terhadap mereka yang miskin serta dari penyelesaian akan persoalan-persoalan struktural dalam ekonomi dunia. Sedangkan dalam ensiklik Fratelli Tutti terdapat pembahasan bahwa pembangunan tidak bisa hanya didasarkan sekadar pada perhitungan akan pertumbuhan ekonomi belaka tanpa diikuti kepedulian akan lingkungan dan orang miskin. Bagi Paus Fransiskus, kapitalisme saat ini membutuhkan adanya reformasi.
Melalui pernyataan diatas bisa disimpulkan bahwa Paus Fransiskus meminta bahwa kita kalangan gen-Z sebagai para penerus dunia harus mempertimbangkan kedua hal tersebut untuk menjadi bagian dalam setiap kegiatan ekonomi yang kita lakukan. Contohnya dalam berbisnis, tetap lakukan kegiatan bisnis dengan memperhatikan kesehatan lingkungan dengan cara mengganti plastik menjadi bahan alam yang mudah diurai seperti kertas. Hal tersebut menjadi contoh penerapan ensiklik Laudato Si' dalam perekonomian. Sementara penerapan ensiklik Fratelli Tutti bisa kita lakukan dalam berbisnis, contohnya dengan memberikan 10% keuntungan untuk donasi kepada kaum yang membutuhkan. Harapannya para penerus dunia, terutama kaum gen-Z terus berusaha untuk berinovasi tanpa kehilangan esensi dari pembahasan dalam ensiklik Laudato Si' dan Fratelli Tutti. Yuk, mulai cara mu dalam berkegiatan ekonomi dengan menerapkan isi dari pembahasan dua ensiklik tersebut. -- Brigita Novane
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H