Permasalahan yang kemudian muncul pada hari ini tentang digital dalam perspektif saya digitalisasi itu ada dua perspektif.
Jadi satu perspektif yang berbasiskan frekuensi yang kemudian itu tertuang dalam undang-undang nomor 11 tahun 2020 ya pasal 60A itu undang-undang cipta kerja yang kemudian Indonesia harus secepatnya bermigrasi dari TV analog ke TV digital.
Lalu perspektif yang kedua yang kemudian apa namanya banyak masyarakat tahu ini digitalisasi yang berbasiskan internet ya saya pikir ini dua-duanya ada ini saja yang kemudian kalau saya bilang bahwa ini adalah apa rezim yang kawan-kawan ya kawan-kawan yang ada di sini jadi kalau dalam interpretasi hi itu kan urutan yang saya haki-nya hak Ibu murtad jadi murtad ke komunikasi maksudnya jadi dari hari ke komunikasi jadi bumbunya ada konteks politik internasionalnya komunikasi internasional ya jadi tidak murni komunikasi.Â
Enzim ya kawan-kawan gitu ya untuk memanfaatkan apakah media digital yang berbasiskan internet ini mau dibawa kemana kawan-kawan yang saya hormati jadi tanggal 6 Juni kemarin gubernur Jawa Barat yang itu menginisiasi bahwa kpid provinsi Jawa Barat harus juga mengawasi media digital yang berbasiskan internet itu deklarasi hampir dibayarkan di 16 langsung televisi dan 100 7 radio pada 6 Juni kemarin gitu ya.
Kita ingin gubernur ingin bahwa benteng pertahanan di Jawa Barat itu lengkap ya kenapa harus ada benteng pertahanan karena benteng pertahanan di lembaga penyiaran komisi dan radio ada undang-undang 32 tahun 2002 benteng yang berbasiskan internet itu cuman dua undang-undang yang kemudian ini menjadi hal yang kalau bagi saya yang mengkaji tentang media agak memberikan di Indonesia satu undang-undang ini dan tahap 2 undang-undang PSE ini agak mengerikan karena negara belum hadir di situ.Â
Bahasa saya, negara belum hadir Pak ya undang-undang aduan undang-undang PSI itu undang-undang yang mengatur gitu ya bahwa bagaimana apa namanya sistem elektronik platform global apa segala macam itu harus terdaftar di negara tapi yang pertanyaannya yang mengawasi siapa ada yang tahu ada yang pernah dengar negara mengawasi yang berbasiskan kami sebutnya over the top di Jawa Barat itu punya benteng pada dua sisi satu sisi yang berbasiskan frekuensi kedua sisi yang berbasiskan OTT.Â
Jadi paling tidak ada beberapa hal yang kemudian harus saya sampaikan dalam ppt yang kemudian saya diberikan kesempatan oleh Pak Andi dan Pak Edi itu dalam bertukar pikiran kawan-kawan kemajuan peradaban bisa di terus.Â
Atau media apapun basisnya ya dalam kajian ekonomi politik media yang saya pelajari yang kemudian nanti kalau ada yang pernah membaca ekonomi politik meijing ini adalah kajian yang begitu seru gitu ya begitu menarik sebenarnya dalam beberapa hal jadi dibilang sama Jim Macnamar gitu ya ketika menghadapi media Anda berhadap walaupun sekarang gitu ya ada apa namanya pasukan cyber.Â
Bicara pada disrupsi teknologi dan disrupsi informasi pada hari ini juga sebagai informasi. Yang kemudian itu memonopoli hasil riset tentang media ini media semua informasi dipercaya di Indonesia yang pertama kawan-kawan masih terikat pertama itu masih televisi karena memang aturannya agak ketat ada kami ada KPI gitu ya yang mengawasi gitu baru yang kedua media sosial yang ketiga situs resmi lalu yang keempat berita online dan yang lain-lain ini sebagai informasi aja di awal untuk coba melihat aspek-aspek yang nanti akan kita bahas kawan-kawan tadi yang saya bilang ya bahwa.Â
Ada empat revolusi walaupun di Jepang sudah muncul society untuk mengkonter revolusi PowerPoint oh yang kata orang Jepang dalam kajian-kajian artikel internasional ini bisa ada humanism tapi sudahlah nanti itu kajian Yang tersendiri.
Jadi saya pengen pengen memberikan contoh saja gitu ya bahwa peradaban ditandai dengan revolusi industri 1.0.03 sampai 4.0 ya.
Nih kawan-kawan saya mau nanya revolusi industri 4.0 ya coba lihat internet super cepat 5g bertumpu pada pengolahan data dan kecerdasan buatan siapa yang tidak paham dari kawan dari yang hadir di sini dari tiga internet berkecepatan tinggi 4G ya big data sama hp Michelle gitu aja yang nggak tahu dan enggak pernah dengar suara semuanya tahu semuanya pernah dengar ya Pak Hani ini membuktikan tadi saya bilang bahwa rezim saya bilangnya rezim rezim digitalisasi itu bertumpu pada kawan-kawan di tangan kawan-kawan bukan di tangannya Pak Andi ya bukan di tangan saya di tangan kawan-kawan di sini yang hadir karena media habib karena apa yang kemudian kawan-kawan lakukan pada hari ini semuanya bertumpu pada tiga tank kata itu benar ya.
Jadi tidak ada alasan kawan-kawan gitu ya untuk tidak memaknai bahwa kemajuan teknologi ini, untuk coba menopang kawan-kawan lebih maju lebih baik gitu ya. Untuk menciptakan kondisi bangsa dan negara ini lebih baik untuk menambah kapasitas kawan-kawan dan yang lain enggak ada rasa kalau saya masih ada alasan. Karena saya generasi 80-an baru sekarang belajarnya ya tapi kawan-kawan prosesnya panjang setiap hari di tempat pada 3 tahun ingat ya ini 3 kata yang kemudian garis bawahi.
Nah ini kita bahas lebih di Thailand ya Kita juga bisa menghindari gitu ya kita tidak bisa menghindari bukan saya menakut-naku tidak itu adalah faktor kita seperti berjalan di pinggir jurang ketika kita salah pijakan maka kita terjun bebas ke dasar jurang ya ada yang masih punya privasi di sini ada yang masih punya privasi di sini ada yang masih punya privasi ya Google map-nya nyala nyala yang lain siapapun yang pengen tracking kawan-kawan bisa wa-nya ya pak emailnya nyala ini ya yang kemudian harus coba dipahami dan diwaspadai kawan-kawan itu semua yang kemudian saya bicarakan tadi itu dimanfaatkan dalam ruang politik.
Ya tadi pak ini sudah bilang untuk ya panjang lebar filiping Amerika Donald Trump menang karena apa gitu ya lalu muncul buku di Inggris posrut lalu pemilu ya di apa namanya eh boso naro menang karena apa Indonesia 2014-2017 Pilkada DKI 2019 sekarang masuk ke pemilu 2024 ini udah mulai tahapan nih pemilu next kan saya pernah meneliti karena disertasi saya tentang salah satunya tentang komunikasi politik di pilgub.Â
2018 paling indah ini muncul di presiden internasional dan kalau disimpulkan hasilnya gitu ya penelitian ini bahwa anak-anak muda mengakses informasi itu informasi politik itu di media sosial hanya mengakses hanya mengakses ya hanya mengakses kalau hanya mengakses itu belum tentu mempercayai informasi itu informasi yang beredar itu hanya foto video gitu ya template ya lalu apa namanya infografis ya tentang kandidat kandidat pada waktu ya betul IDM riset institute juga mengatakan bahwa anak-anak muda mengakses informasi politik sama di media sosial tapi ada tapinya ya kawan-kawan muda pada waktu itu mudah-mudahan di ruangan ini enggak seperti apa yang kemudian institut temukan hal-hal muda pada waktu itu 2018-2019 itu malas untuk membaca berita-berita politik karena dianggap terlalu berat.
Mudah-mudahan sehingga ya kawan-kawan yang di sini paling tidak kalau scrolling pinter ya diklik tuh beritanya dibaca gitu ya atau kalau lihat di tik tok misalkan cari lebih tahu lagi di Instagram cari lembut kau lagi di trik cari lebih tahu lagi ya bahaya nggak kira-kira kalau anak-anak muda malas atau tidak mau membaca berita-berita politik bagi saya yang suka ngopi nongkrong gitu ya sama mahasiswa kawan-kawan sama adik-adik saya.Â
Ya hal yang seperti itu itu bahayanya luar biasa bahayanya itu bukan hanya untuk mimpi dua kawan-kawan tapi bahayanya itu untuk keberlanjutan mau bagaimana negara ini mampu untuk menjadi Indonesia emas satu 2005 tadi karena permasalahan dan bonus demografi nggak mungkin orientasi politik kawan-kawan akan clear kalau tidak membaca paling kita membaca berita kalau orientasi politik itu paling tidak begitu ya kalau saya coba diskusi dengan kawan-kawan yang lain ya ada kognisi ya pengetahuan politik ada level 2 sampai pada evaluatif kawan-kawan masuk ke dalam.Â
Karena media mainstreamnya kalau di Indonesia dulu undang-undang 24 tahun 197 dikuasai oleh pemerintah atas nama negara waktu rezim Soeharto semuanya harus nurut sama soeharto pasal 98 ada undang-undang 32 tahun 2002 pondasinya itu diversity of ownership dan di Persija nya konglomerasi media di mana-mana bergeser tuh ya dari penguasaan oleh pemerintah atas nama negara rezim orde baru bergeser penguasaan oleh pemuda maka muncullah publik spear kedua fungsi public spell itu untuk orang berdiskusi mencari informasi tanpa ada pengiringan dan yang lain-lain maka muncul second public square yang kemudian orang bebas mengutarakan apapun tentang isi otaknya untuk mengkritik atas. Yang mampu untuk menyuarakan yang hilang itu ya yang diambil oleh konglomerat untuk mampu coba memunculkan tadi ide gagasan dan yang lain-lain ya.Â
Dari 1999-2000 pakai sms , masuk ke 2014-2019 mulai pakai twitter instagram dll, ditahun 2022 ada pemilu filiphina. Tahun 2019 kemarin untuk kita masih punya adab yang bisa menjaga itu semua hampir-hampiran konflik horizontal dan konflik vertikal itu ada Instagram Facebook Twitter.
Lanjut pemilu Filipina ya markas dunia menang salah satunya karena Tik tok pertarungan di tik tok momentum pemilu saja ya bahwa peranan media sosial itu begitu besar. Maka ada buku yang menulis demokrasi di tangan netizen ya lalu muncul istilah gitu ya novira no justice gitu kan.
Hari ini kan muncul seperti itu ya justice ya kalau nggak Vira nggak ada ya hukum atau keadilan kenapa minta dicoret masih belum berlaku apakah 2024 itu artinya election maksudnya artificial intelegent intelegent apakah HP misi yang terjun ini bekerja secara masif untuk memberikan atau mendistribusikan informasi politik oke jangan-jangan nanti saya berdiri di sini mukanya berubah jadi Pak Prabowo ini deh kan bisa gampang kan pakai artificial Intel ya kemudian kita butuh pemahaman betul ya supaya distribusi informasi atau kawan-kawan yang punya import untuk mencari informasi politik tidak terjebak pada isu-isu yang memecah belah bangsa dalam beserta nilainya saya bilang politik ini sebab objektif reality virtual reality kenapa seperti itu karena banyak polisi-polisi memanfaatkan media sosial untuk image political boleh tinggal di dalam surga internasional tidak lagi berpikir apa yang sudah dilakukan dan apa yang akan dilakukan tapi kemudian membangun citra politiknya berlebihan sehingga dikatakan tadi politik Islam virtual reality hati-hati ya pilihan-pilihan informasi itu menjadi pendewasaan kita semua gitu ya tapi yang jelas pemanfaatan media sosial atau pemanfaatan media yang berbasiskan internet ini gitu ya itu banyak sebenarnya keuntungannya tidak hanya negatif dalam dalam media power atau sosiological introduction gitu ya. Gitu ya 7 kali 24 jam mau mengakses apa gitu dengan biaya murah dan yang lain-lain ya yang kedua demokratisasi dengan jumlah konten atau informasi yang tidak terbatas apa yang mau kita cari ya gitu ya di media baru maksudnya jadi kalau bahasa candaan saya sama kawan-kawan itu karena kayaknya ngantuk semua dari sajadah sampai haram ya kalau saya candaan ke kawan-kawan ada semua gitu ya demokratisasi akses dan demokratisasi konten harapan pun kita mau mengakses konten apapun dengan biaya murah ya itulah media sosial dan kenapa media sosial itu atau media baru itu banyak digunakan ini sumber dari mana-mana saya kutip dari kominfo kata data dan yang lain-lain ruang digital media sosial dan hoax di Indonesia ruang digital sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari ya termasuk dalam mencari informasi berdiskusi dan yang lain-lain. Ya kalau narkoba itu merusaknya itu adalah individu yang rusak satu negara ya langsung langsung walaupun narkoba juga akan merusak banyak orang hampir mirip dengan narkoba 69% isu politik ya Dan ini yang mengancam ya saya kalau belajar masalah nasional security salah satu permasalahan yang kemudian ancaman hari ini ya ini ada wilayah baru yang namanya saya persis yang kemudian di negara-negara lain ini menjadi sudah menjadi pusat perhatian Tiongkok ya Tiongkok punya sirkuit internet orang di luar Tiongkok boleh menggunakan tik tok tapi orang tiongkoknya enggak menggunakan tik tok tapi aplikasinya sama sekarang lagi bahas rencana undang-undang sirkuit internal supaya tidak ikut platform global karena sudah membahayakan dan yang lain-lain untuk menghindari bahwa bagaimana warga negara itu dilindungi ya kawan-kawan masih ingat mungkin ya pilpres 2019 ya ada ibu-ibu konferensi pers yang katanya dipukuli setelah turun dari pesawat di bandara Husein ya mungkin masih ingat semua dipukulin apa segala macam hampir satu bulan isu itu dikasih enggak masalah yang perempuan-perempuan yang melahirkan ibu-ibu lagi ya Yang ngumpulinnya badannya besar segala macam terus jika kitalisasi pada waktu itu seperti apa negara ini mengucapkan karena saya juga kemarin 2019 itu tadi dibacakan sama kang bintang mas bintang ya saya diminta jadi seorang ahli Kapolresta misalnya ibu-ibu itu dioperasi plastik bukan dipukulin ya kalau yang masih ingat nih gitu ya kalau semua ditarik pada ruang politik maksudnya kalau itu terus-terusan di kapitalisasi gitu ya sesuatu hal yang kemudian kan tentang pernah dengar bahwa Jerman pernah memukul mundur salah satunya Prancis itu tidak dengan alumni tanpa melalui peperangan fisik apa yang dilakukan Jerman atau Hitler ya atau apa yang dilakukan oleh waktu itu yang kemudian membisikkan kepada anda bikin apa tuh bikin kebohongan maka munculah propagandanya Hitler itu kebohongan yang diulang-ulang atau kebohongan yang berulang-ulang akan menjadi kebenaran maka itu muncul lah di pemilu Amerika pemilu Brazil kita hampir-hampiran konflik sosial disintegrasi sosial baru gitu ya Facebook ya paling banyak berita bohong 63% 11.642 hopps dan yang lainnya ya media sosial paling banyak biasa untuk mendapatkan informasi 73% ya tiga kali lebih cepat dan seterusnya jadi gambaran nih.Â
Harus saya sampaikan apalagi serangannya pada politik identitas nanti saya coba.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H