pupuk organik dengan memanfaatkan limbah daun kayu putih sisa hasil penyulingan dan kotoran ternak sapi.Â
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Negeri Surabaya Kelompok Lamongan 5 Garudamukha yang berlokasi di Desa Candisari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan mengadakan sosialisasi pembuatanKegiatan ini dilakukan untuk memberikan dukungan serta edukasi kepada masyarakat setempat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan sebagian besar memiliki hewan ternak. Selain itu, kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya pemanfaatan limbah daun kayu putih sisa hasil penyulingan yang berada di desa tersebut. Pemanfaatan limbah dirasa perlu untuk mengatasi penumpukan daun kayu putih sisa hasil penyulingan yang tidak digunakan dengan mengelolanya menjadi suatu produk yang bernilai guna.
Pada hari Rabu, 19 Oktober 2022 dilaksanakan kegiatan sosialisasi pembuatan pupuk organik yang merupakan salah satu program kerja dari kelompok KKN-T Lamongan 5 Garudamukha dan dihadiri oleh kelompok tani serta perangkat Desa Candisari. Sosialisasi dilaksanakan dengan pemberian materi terkait pengertian pupuk organik, manfaat dari pupuk organik, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik, serta cara pembuatan pupuk organik.Â
Kegiatan sosialisasi pembuatan pupuk organik ini juga dipandu oleh Bapak Sunari, selaku anggota dalam suatu komunitas petani di Lamongan mengatakan, daun sisa penyulingan kayu putih dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.Â
"Melimpahnya limbah daun kayu putih sisa hasil proses penyulingan dan kotoran hewan ternak di Desa Candisari dapat diolah menjadi pupuk kompos yang berguna, sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk berbahan kimia yang dapat merusak zat dalam tanah. Pembuatan pupuk organik berbahan kotoran hewan ternak basah dapat mempercepat proses pengomposan karena adanya zat amonia".
Pada praktiknya, mahasiswa bersama kelompok tani membuat pupuk organik berbahan limbah daun kayu putih, kotaran sapi, sekam bakar, EM4, dedak bekatul, molase, serta abu gamping. Pembuatan pupuk organik dilakukan dengan melalui proses fermentasi secara anaerob atau tanpa membutuhkan oksigen selama kurang lebih 1,5 bulan.
Setelah melalui tahap fermentasi, pupuk organik yang telah siap digunakan akan dikemas dalam wadah plastik dengan berat 5 kg dan dilakukannya pembagian pupuk kepada masyarakat Desa Candisari (25/11). Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Candisari dapat menerapkan cara pembuatan pupuk organik dan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa Desa Candisari mempunyai potensi besar untuk membuat pupuk organik atau kompos sendiri karena melimpahnya sumber daya alam berupa limbah daun kayu putih sisa hasil penyulingan serta kotoran ternak sapi yang dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti pupuk berbahan kimia yang kini harganya mengalami kenaikan dan menurunnya jatah pupuk bersubsidi untuk petani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H