oleh: Bricha Sinaga
Universitas Negeri Semarang
Dunia pendidikan memiliki topik pembicaraan yang selalu berkaitan dengan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntunan pemecahan masalah belajar siswa di sekolah. Ketiga hal tersebut merupakan tanggung jawab seorang guru sebagai pelaksana dan pengelola pembelajaran di kelas. Seorang guru harus memiliki kompetensi sebagai guru termasuk di dalamnya untuk mengembangkan bahan ajar yang digunakan di kelas. Bahan ajar yang dikembangkan guru itulah yang nantinya diharapkan mampu membuat pembelajaran lebih efektif, efisien, dan tidak melenceng dari kompetensi yang ingin dicapainya sesuai dengan kurikulum. Bahan ajar yang dikembangkan tidak hanya akan berguna bagi siswa yang diajar, tetapi juga akan berguna bagi guru sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan ajar pada dasarnya memiliki beberapa peran baik bagi guru, siswa, dan pada kegiatan pembelajaran (Sungkono, 2009).
Pemerintah telah berupaya memberi dukungan dan arahan dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru untuk menjabarkan materi pokok sampai terciptanya bahan ajar, memberikan pengetahuan tentang perlunya bahan ajar dalam pembelajaran. Sehingga guru mampu untuk melaksanakan pengembangan bahan ajar tersebut dengan baik. Namun kenyataannya pencapaian usaha-usaha yang telah dilakukan tersebut juga belum mencapai tujuan secara optimal.
Bahan ajar didefinisikan sebagai objek atau perangkat yang membantu guru untuk mempresentasikan pelajaran mereka secara logis dan berurutan kepada siswa (Asrizal, Amran, Ananda, & Festiyed, 2017). Guru-guru di sekolah umumnya menggunakan bahan ajar cetak. Meskipun sudah banyak yang menggunakan, namun masih sedikit yang mencoba mengembangkan bahan ajar itu sendiri, dan ada yang telah mencoba namun belum memberikan hasil yang baik. Hal ini dikarenakan guru-guru terlanjur terbiasa hanya memanfaatkan bahan pembelajaran yang sudah ada atau sudah beredar dipasaran tanpa melihat kesesuaian dengan tingkat pemahaman siswa dan lingkungan sekolah. Ketergantungan guru terhadap bahan ajar yang sudah ada tersebut menyebabkan guru menjadi tidak kreatif serta inovatif untuk menciptakan bahan ajar sendiri. Bahan ajar yang digunakan itu sebaiknya merupakan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dari siswa yang dihadapinya. Untuk itu penting bagi seorang guru untuk dapat mengetahui dan mampu memindai tentang bahan pembelajaran cetak yang baik untuk menunjang proses pembelajaran, sehingga guru mampu menciptakan bahan ajar yang baik tersebut.
Tuntutan perkembangan IPTEK yang ikut mempengaruhi perkembangan pendidikan mengharuskan seorang guru untuk mengikuti informasi yang terbaru yakni salah satunya tentang perkembangan jenis bahan ajar baik cetak maupun non-cetak. Adapun bahan ajar cetak berupa brosur, leaflet, flyer, poster, wallchart. Kemudian ada pula ciri khas bahan pembelajaran cetak yaitu :
- Printed Technology, dibuat dengan menggunakan teknologi cetak
- Visual Literacy, bahan pembelajaran memiliki karakteristik harus mampu membelajarkan penjelasan dan pengalaman visual pada siswa. informasi yang disajikan bahan pembelajaran tersebut harus dapat dipahami sepenuhnya oleh siswa.
Selain memiliki ciri khas, bahan pembelajaran juga memiliki karakteristik yaitu :
- self-instructional, bahan ajar cetak harus mempunyai kemampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, baik dalam bimbingan guru maupun secara mandiri.
- self-contained, memuat hal-hal yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. hal-hal tersebut adalah tujuan pembelajaran/kompetensi, prasyarat yaitu materi-materi pelajaran yang mendukung atau perlu dipelajari terlebih dahulu sebelumnnya, prosedur pembelajaran, materi pembelajaran yang tersusun sistematis, latihan/tugas-tugas, soal-soal evaluasi beserta kunci jawaban dan tindak lanjut yang harus dikerjakan siswa.
- self-instructional material, dalam bahan pembelajaran cetak harus mampu memicu siswa untuk aktif dalam proses belajarnya bahkan membelajarkan siswa untuk menilai kemampuan belajarnya sendiri.
Bahan pembelajaran cetak identik dengan bahan pembelajaran grafis. Hal tersebut karena bahan pembelajaran cetak pada hakikatnya mengkombinasikan unsur-unsur grafis yaitu perpaduan unsur gambar, tulisan dan kata-kata atau pesan. Menurut Steffen Peter Ballstaedt (1994), bahan ajar cetak memiliki keuntungan yaitu.
- bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi,
- biaya untuk pengadaanya relatif sedikit
- bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah
- susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan dapat dibaca di mana saja
- bahan tertulis realtif ringan dan dapat dibaca dimana saja
- bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, sacara menandai, mencatat
- bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar.
- pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H