Mohon tunggu...
Briantama Afiq Ashari
Briantama Afiq Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Kennis n Daad

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Mengapa Saya Menulis?

22 September 2021   10:53 Diperbarui: 22 September 2021   13:00 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kebiasaan membaca, menulis, dan ketertarikanku terhadap tulisan kira-kira udah sejak Taman Kanak-Kanak. Kalau anak-anak lain biasanya ngobrol sama temen, teriak-teriak, dan bermain, tetapi aku lebih suka mewarnai, membaca buku tentang hewan, menggambar, nulis-nulis, coret-coret buku atau meja (nakal sejak dalam pikiran). 

Dari situlah ayahku mulai memperkenalkanku dengan koran ketika aku naik kelas 1 SD, bayangin anak SD udah diajarin baca koran yg notabene isinya POLITIK, hmmm. Kebiasaan tersebut berlanjut hingga akhirnya menjadi hobi dan rutinitas. Aku ingat betul ketika masih SD sebelum berangkat sekolah sudah menjadi kewajiban mutlak untukku membaca koran. Nah, apabila kurir koran tidak segera datang, aku langsung ngambek dan badmood untuk pergi ke sekolah, lucu juga HEHEHE.

Sejak kecil aku udah diajarin untuk tidak menelan mentah-mentah sebuah informasi. Oleh karena itu, ayahku berlangganan 2 koran, yaitu Kompas dan Jawa Pos. Aku diajarin untuk berpikir kritis, contohnya: "kira-kira menurut kamu kenapa ada demo? Apakah pemerintah salah?", anak SD udah diajarin berpikir radikal wehh, tetapi aku mengakui efeknya sangat berpengaruh terhadap proses pengembangan diri selama ini, terima kasih orang tuaku. 

Kebiasaan membaca buku serta koran "KOMPAS" dan "JAWA POS" berlanjut hingga jenjang berikutnya, terhitung aku mulai jarang membaca buku dan koran ketika menjelang lulus SMA, hal tersebut karena aku mulai berani bersosialisasi. Perlu dicatat selama aku rajin membaca, itu sangat jarang keluar rumah, bahkan nongkrong pun tidak pernah. Menjelang kelulusan SMA, saya ingin merubah pandangan teman-teman yang menganggap saya ini kutu buku anti-sosial atau kuper.

Aku ingin keluar dari zona nyaman, aku ingin menyelami ilmu dengan pengalaman beserta pengetahuan. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk bersosialisasi. Aku selama pendidikan SD-SMP-SMA sering dianggap kuper. Memang aku hanya punya teman sedikit, namun berkualitas. Positifnya tentu aku jadi lebih sering mengevaluasi diri ketika mempunyai circle yang berkualitas. 

Sering menulis bukan berarti tulisan yang saya buat berbobot, terkadang penggunaan diksi sederhana dan komunikatif masih acak-acakan sehingga membuat isi tulisanku mengambang. Bahkan, aku saja baru rajin menulis ya akhir-akhir ini. Sebenarnya sejak SMP aku sudah menulis, namun hanya untuk pribadi, ibaratnya seperti buku diary, selebihnya ya cuma membaca doang. Lulus SMA malah jarang membaca karena masih menikmati euforia bersosialisasi, MAIN GAME, dan tentu saja PATAH HATI.

Intinya, menulis bagiku tidak hanya sekadar wadah untuk mengekspresikan ide dalam pikiran, tetapi bagiku menulis juga sebagai teman bercerita karena bercerita dengan diri sendiri itu menyembuhkan. Mengapa saya baru-baru ini mendadak ambis menulis? 

Karena menulis dapat saya jadikan ajang apresiasi untuk diri saya sendiri, tidak ada yang paham dan mengapresiasi kecuali diri kita sendiri, ramalan zodiak, akun mental health, dan kampanye psikologi (Kata mbak NM Dian N Luthfi, mahasiswi FH UII). Selain itu, kebiasaan menulis dan membaca (termasuk membaca tulisan sendiri) dapat menambah pengetahuan tentang diksi atau kosakata di dalam kamus kehidupanku yang biasa-biasa saja. 

Aku jadi ingin lebih tahu lebih banyak hal yang memantikku untuk memperbanyak menulis dan membaca. Ya, terkadang saya tidak memahami secara mendalam apa arti membaca. Terkadang saya hanya membaca, namun tidak mengerti isinya sehingga menurutku akan lebih baik apabila membaca disertai pengalaman. Konteks membaca tidak hanya melulu seputar buku, contohnya membaca kondisi, realita sosial, dan keadaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun