Seandainya saya nanti menjadi seorang kepala keluarga, saya akan menjadi kepala keluarga yang baik dan setia.
Itu "pikiran imajiner" saya. Mungkin dalam kenyataan belum tentu saya bisa bertindak sesuai dengan idealisme ini, sebagaimana belum tentu saya telah menjadi "pendidik" yang baik bagi murid-murid saya. Namun, idealisme ini harus tetap ada!Â
Dalam konteks hidup berkeluarga, idealnya seorang kepala keluarga harus baik dan setia. Kesetiaan seorang kepala keluarga sungguh penting demi menjaga keutuhan rumah tangga dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.
Saya teringat film legendaris berjudul The Godfather, saat si boss mafia Don Corleone mengatakan: "Lelaki yang tak memanfaatkan waktu-waktu hidupnya dengan keluarganya, tak akan menjadi lelaki sejati."Â
Ungkapan ini mengandung banyak kemungkinan tafsiran di dalamnya. Salah satunya adalah bahwa kesetiaan dan keterlibatan aktif dalam keluarga adalah ciri khas seorang lelaki yang bertanggung jawab dan kuat.
Saking mengimpikan agar kelak dikenang sebagai kepala keluarga yang baik dan setia, Frank Sinatra, penyanyi legendaris Amerika mengatakan begini: "Saya ingin dikenang sebagai lelaki yang memiliki kehidupan yang indah, lelaki yang setia dan baik, lelaki yang memiliki banyak kawan yang baik dan keluarga yang baik. Dan saya pikir, saya tak dapat meminta lebih banyak dari itu."
Pernyataannya secara indah mencerminkan impian banyak pria yang berusaha agar dikenang sebagai kepala keluarga yang baik dan setia. Keinginannya untuk diakui sebagai seorang pria yang menjalani kehidupan yang indah, tetap setia dan baik, serta memiliki hubungan yang baik dengan teman-teman yang baik dan keluarga yang baik, menggambarkan nilai-nilai dan prioritas yang penting dalam menciptakan kehidupan keluarga yang bermakna dan memuaskan.
Dengan menyampaikan keinginannya untuk dikenang sebagai pria yang memiliki kualitas-kualitas itu, Sinatra menekankan pentingnya karakter dan hubungan dalam membentuk warisan seseorang.Â
Kata-katanya menginspirasi saya untuk berusaha mencapai kualitas-kualitas itu saat menjalankan peran sebagai kepala keluarga, menyadari bahwa warisan yang saya tinggalkan dibentuk oleh cinta, komitmen, dan ikatan yang saya bangun dalam keluarga.
Keluarga adalah lembaga pembentukan karakter yang kuat. Jika kesetiaan dan nilai-nilai kehidupan yang baik ditekankan dalam keluarga, maka akan terbentuk keluarga yang hidup dalam landasan moral dan spiritual yang kokoh. Ini membutuhkan keteladanan dalam hidup sehari-hari.