Ben Affleck dan Michael Keaton juga berhasil memerankan tokoh Batman dengan baik, sebagai sosok mentor bagi The Flash. Kembalinya Michael Keaton sebagai Batman memberikan nuansa nostalgia bagi yang mengikuti film Batman tahun 1989 dan 1992.
Sasha Calle juga berhasil memerankan peran Supergirl dengan baik, terutama saat adegan marahnya terhadap Zod dan pasukannya.
Selain itu, film ini juga menyajikan komedi yang lucu tanpa terkesan memaksa.
Film The Flash juga memiliki sinematografi yang bagus dan menakjubkan yang membuat penonton terpesona. Namun memang, kelemahan terbesar dari The Flash adalah CGI-nya yang (menurut saya) masih kurang baik. Banyak adegan yang terlihat menggunakan efek CGI yang terlihat kurang nyaman bagi penonton.
Meskipun demikian, kekurangan tersebut dapat diatasi dengan cerita yang menarik, karakter yang kuat, dan sinematografi yang mengagumkan.
Moral cerita dari film The Flash seperti yang sudah saya singgung di awal ulasan adalah "jangan main-main dengan waktu dan manfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya agar tidak menyesal di kemudian hari."
Secara personal, saya memberikan rating 8,5/10 untuk film ini, yang berarti film ini bagus dan layak untuk ditonton karena tidak membuat penonton menyesal (kecuali dalam hal CGI-nya).
Jangan lewatkan kesempatan untuk menonton The Flash di bioskop favorit Anda bersama teman, pasangan, atau keluarga. Mumpung masih tayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H