Kemudi enggan menepi mengunci
Enggan pergi dalam cengkraman bilik hari
Derai tangis ombak menjaring senyap nan sunyi
Nanggala, tak kembali untuk mengabdi kepada negeri.
Ia enggan berjalan sendiri
Menyatukan ombak dan penghuni yang sejati
Anak-anak Pertiwi beranjak ikhlas untuk mengabdi
Ingin sekali menyatu dan berdamai
Aba-aba cinta dan damainya untuk pergi lebih melekat pada hati dan hari
Nyiur sendu melambai
Camar gelisah ketika senja mulai menepi
Sebab, Nanggala tak jua menyapa di permukaan
Memberi tiang bagi persinggahan
Lautan menangis, ombak mengikis
Tiang tempat singgahan camar terhempas kedalaman yang tragis
Pelukan air kedamaian abadi mengunci
Kedamaian Nanggala pergi untuk selamanya dan takkan kembali lagi
Jika Januari kemarin pesawat dibawah terbang tinggi ke atas langit,
Februari air mengalir dengan deras
Maret meledak dengan keras,
Maka April ini ku ikhlaskan kau menyelam tanpa batas
Sebab laut dalam enggan untuk melepasmu.
Nanggala is "On Eternal Patrol."
Teriring cinta dan doa untuk para pelaut dan keluarga.
Salatiga, 25 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H