Ketika Daud memandang Yerusalem 1000 tahun SM, yang dilihatnya adalah pemandangan yang sungguh berbeda. Daud melihat tembok kota yang dulunya berdiri megah di punggung perbukitan, kini tidak semarak lagi. Bebatuan kasar yg muncul dari permukaan tanah membuat benteng tersebut semakin terangkat.
Kota itu didiami oleh orang Yebus. Tidak seorangpun melarang. Orang Filistin berperang melawan orang Amalek, orang Amalek melawan orang Ibrani. Bagaimana dengan orang Yebus? Â Mereka seperti ULAR BERBISA yang sedang bergelung di padang gurun. Tidak ada yang berani mendekati mereka, kecuali Daud.
Daud yang baru diurapi menjadi raja Israel mengarahkan perhatiannya ke Yerusalem. Ia mewarisi kerajaan yang terpecah (Utara dan Selatan). Pada saat itu rakyat bukan saja memerlukan pemimpin yang kuat, tetapi juga markas yang kuat. Pusat pemerintahan Daud saat itu yang terletak di Hebron, berada sangat jauh di selatan sehingga sulit mengharapkan kesetiaan dari suku-suku di utara. Tetapi apabila pemerintahan dipindahkan ke utara, maka selatan akan terisolasi. Itulah sebabnya Daud mengarahkan pandangnya ke Yerusalem, karena kota itu netral (berada di tengah) dan sangat strategis jika dijadikan sebagai pusat pemerintahan.
Saya tertarik menulis kisah ini, sebab dari sekian banyak pemimpin di dalam Alkitab, hanya Daud yang berhasil merebut Yerusalem atau yang juga disebut KOTA DAUD itu (2 Samuel 5:6-9). Dahsyat bukan???
(5:6) Lalu raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: "Engkau tidak sanggup masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!" Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari. (5:7) Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud. (5:8) Daud telah berkata pada waktu itu: "Siapa yang hendak memukul kalah orang Yebus, haruslah ia masuk melalui saluran air itu; hati Daud benci kepada orang-orang timpang dan orang-orang buta. "Sebab itu orang berkata: "Orang-orang buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk bait." (5:9) Dan Daud menetap di kubu pertahanan itu dan menamainya: Kota Daud. Ia memperkuatnya sekelilingnya, mulai dari Milo ke bagian dalam. 2 Samuel 5:6-9
Sekalipun kisah ini begitu pendek namun menggoda, sebab memiliki 2 bentuk penggambaran tentang KUBU PERTAHANAN: "Daud merebut kubu pertahanan, ay 7" & "Daud menetap di kubu pertahanan, ay 9".
Bagaimana Daud merebutnya merupakan pertanyaan yang menarik. Ambilah pena dan garis bawahi kata "TETAPI"Â (2 Samuel 5:7). Itulah kata kunci keberhasilan Daud merebut Yerusalem. Daud tidak mempedulikan cemoohan, sindiran, pelecehan (2 Samuel 5:6). Daud menutup telinganya rapat-rapat dari komentar para pencemooh.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda tidak ingin mengizinkan Allah menuliskan kata tetapi dalam buku biografi Anda, supaya mampu membangun iman yang mendalam dan kokoh? Cukup dengan mempraktekan perkataan Daud dalam kisah hidup Anda.
Mungkin kita hanya berjuang dengan tusuk gigi, "TETAPI" Allah kita datang dengan membawa GADA & TONGKAT yang sanggup membuat musuh-musuh kita lari terbirit-birit.
Yesus Baik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H