Mohon tunggu...
Brian Prasetyawan
Brian Prasetyawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Blogger

Generasi '90an, Pengurus Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI, Ketua Komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional, Menulis 3 buku solo & 14 buku antologi, Pernah menulis puluhan artikel di Media Cetak Ngeblog juga di www.praszetyawan.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4 CGP Angkatan 10

26 Mei 2024   07:54 Diperbarui: 26 Mei 2024   08:08 4762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang berakhirnya modul 1.4, saya menuliskan jurnal refleksi dwi mingguan. Banyak hal yang saya lalui selama dua minggu terakhir dalam menjalankan Pendidikan guru penggerak. Dengan dituliskan dalam jurnal ini, saya akan mendapat Pelajaran untuk diri saya agar ada perbaikan lebih baik kedepannya .

Refleksi kali ini saya menggunakan metode 4F (1. Fact; 2. Feeling; 3. Findings; dan 4. Future). Dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa; 2. Perasaan; 3. Pembelajaran; dan 4. Penerapan)

Fact

Modul 1.4 membahas tentang budaya positif. Dimulai pada tanggal 14 Mei 2024 dengan tahapan Mulai diri. Dilanjutkan eksplorasi konsep 15 Mei 2024. Ketika melihat materi pada eksplorasi konsep, saya cukup kaget karena banyak materinya. Eksplorasi konsep dibagi menjadi 6 bagian yaitu:

1. Disiplin Positif dan Nilai nilai Kebajikan

2. Teori Motivasi, Hukuman dan penghargaan, Restitusi

3. Keyakinan Kelas.

4. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

5. Restitusi -Lima Posisi Kontrol

6. Restitusi -Segiiga Restitusi

Eksplorasi konsep tidak hanya membaca materi atau menonton video saja. Terdapat sejumlah pertanyaan yang harus dijawab. Ini cukup menantang bagi saya terkait manajemen waktu. Mengerjakan soal sebanyak itu memerlukan waktu yang tidak sedikit. Namun Puji Tuhan saya bisa menyelesaikan sebelum batas waktu ideal yang ditentukan. Dari situ saya menyadari hal baik yaitu dengan adanya niat dan tekat yang kuat maka pekerjaan bisa diselesaikan.

Ruang kolaborasi dilaksanakan pada 21 Mei 2024. Saya Bersama Pak Budi dan Bu Amma berada di kelompok 2 untuk mengerjakan tugas menganalisis 4 kasus terkait materi budaya positif. Adanya tugas kelompok membahas kasus ini membuat saya jadi lebih mengerti terkait penerapan budaya positif. Kasus-kasus yang disuguhkan sangat sesuai dengan yang pernah saya hadapi sehingga dengan menganalisis kasus ini saya menjadi tahu sendiri apa yang harus dilakukan jika nanti saya menghadapi kasus seperti itu lagi. Mengerjakan secara kelompok juga sangat membantu karena adanya pendapat dari teman kelompok yang tidak terpikirkan oleh saya.

Feeling

Melihat banyaknya pertanyaan pada eksplorasi konsep, saya merasa khawatir akan lama menyelesaikannya. Namun saya percaya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Maka dengan niat dan tekat yang kuat, Puji Tuhan saya dapat menyelesaikan eksplorasi konsep. Kekhawatiran tidak selesai mengerjakan tugas juga saya rasakan ketika tugas kelompok pada ruang kolaborasi. 4 kasus dengan pertanyaan tiap kasus 3-4 buah menurut saya itu cukup banyak dengan durasi waktu yang terbatas. Untuk mengatasinya saya memutuskan untuk berani mengambil peran pengatur ritme kerja kelompok ini. Jangan sampai terlalu lama berdiskusi pada 1-2 soal. Puji Tuhan dengan begitu kelompok saya dapat selesai tepat waktu

Finding

Saya mendapatkan banyak hal baru sebagai pembelajaran untuk saya pada modul 1.4 ini. Walaupun materinya banyak tapi semua itu diperlukan untuk membuka pikiran saya. Selama ini disiplin dikaitkan dengan hukuman atau menyudutkan murid. Namun adanya konsep disiplin positif mengubah pemikiran saya bahwa hukuman tidaklah efektif untuk membuat murid jadi lebih baik. Kemudian ada istilah restitusi yang baru kali ini saya ketahui. Menangani kasus anak justru kita harus memvalidasi kesalahan anak tersebut. Itu sungguh membuka pikiran saya. Guru justru berada di sisi Pelaku pelanggaran dan memberi penguatan lewat tahap segitiga restitusi agar dia menyadari sendiri kesalahannya dan dapat berpikir sendiri Tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Menerapkan segitiga restitusi tentu perlu kesabaran karena jika melihat siswa melakukan pelanggaran/kasus, saya suka terpancing emosi. Ini saya harus belajar banyak bersabar agar penerapan segitiga restitusi dapat berjalan.

Dalam memahami siswa mengapa melakukan pelanggaran, maka guru harus memahami 5 kebutuhan dasar manusia. Dengan demikian, guru dapat menganalisis kebutuhan apa yang belum terpenuhi dari siswa tersebut sehingga kita dapat mencoba mencari cara untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

Kemudian saya juga disadarkan dengan konsep lima posisi control. Posisi control tertinggi adalah sebagai manajer. Saya merasa belum pernah melakukan posisi itu. Posisi paling tinggi yang saya rasa lakukan adalah sebagai pemantau. Saya akui saya pernah berada di posisi pemberi hukuman, pembuat merasa bersalah, dan teman.

Future

Setelah mempelajari modul 1.4 ini saya akan menerapkan konsep-konsep yang sudah saya pahami yaitu

  • Tidak lagi mengkaitkan disiplin dengan hukuman atau konsekuensi.
  • Memperbarui tata tertib/kesepakatan kelas dengan membuat keyakinan kelas. Menjelaskan bahwa semua Tindakan kita akan terkait dengan keyakinan kelas.
  • Berusaha mengambil posisi control sebagai manajer dalam menangani siswa
  • Berusaha menjalankan segitiga restitusi dalam menangani kasus siswa
  • Tidak buru-buru menyudutkan siswa akan kesalahannya. Namun memahami siswa dengan menganalisis kebutuhan dasarnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun