Siapa sih yang tidak mengerti elang? semua pasti tahu burung yang gagah satu ini. Sering disebut puncak dalam rantai makanan, elang memang sebuah predator, yang bagi saya pribadi, sangat keren. Bagaimana dengan elang jawa? mungkin belum semuanya tahu. Elang jawa ini, sesuai namanya, adalah elang yang hanya terdapat di Jawa. Spizaitus bartelsi, itu adalah nama latinnya. Yang bikin khas dari Elang jawa adalah selain dia agak berukuran sedang, elang ini memiliki bulu yang berdiri di belakang kepalanya ketika sedang tidak terbang. Seperti foto di atas, ada rambut yang berdiri di belakang kepala sang induk.
Tepatnya 6 tahun yang lalu, sekitar bulan juni, saya sedang libur sekolah. Kemudian teman kakak saya berkata bahwa di Sukamantri, Bogor, sedang ada elang jawa yang bertelur. Sontak saya senang, kapan lagi bisa motret elang jawa yang sedang bertelur, dan di alam bebas pula. Saya dan bapak saya langsung merencanakan perjalanan. Kebetulan kami sekeluarga memang suka adventure, jadi jalan-jalan ke hutan adalah hal favorit. Sukamantri tidak begitu jauh dari bogor, mungkin hanya 45 menit. Menggunakan mobil pribadi pun sudah bisa tiba di sana. Sukamantri memang seperti camping ground, jadi fasilitias lumayan lengkap. Warung dan WC tersedia. Setiap akhir minggu, sabtu dan minggu, selama 3 minggu, saya dan bapak saya ke sana. Lokasi sarang  elang jawanya pun cukup dekat. Berada di atas pohon besar yang tinggi, yang ada di tengah lembah dalam, sarangnya terlihat jelas dari lereng lembah tersebut. Pohonnya cukup tinggi, sekitar 50m. Saya, bapak saya, dan teman2 lainnya, duduk di lereng lembah tersebut. Jarak kami ke sarang sekitar 20m, tentunya dipisahkan oleh dalamnya lembah. Jam 7 pagi kami jalan ke lereng tersebut. Saya menyiapkan kamera, dan rekan lainnya duduk2 sambil membawa teropong. Di sarang hanya terdapat si kecil, anak elang tersebut. induknya sudah pergi cari makan. Ya sudah, dengan sabar saya menunggu di belakang kamera dan semak2. Hingga pukul 4 sore, sang induk hanya mampir sekitar 5 kali, dan setiap 'mampir'nya sang induk, mungkin hanya berdurasi sekitar 10 detik, paling lama 30 detik. Selama 3 minggu saya dan lainnya melakukan hal yg sama, duduk dengan sabar menunggu.
Kami pun mengamati pertumbuhan si kecil. Dari yg tak ada bulu, hingga tumbuh bagus bulunya. Sang induk juga hanya beberapa kali mampir, pernah sekali waktu sang ayah juga ikut mampir. Jadi ada 3 elang di depan kami. Sungguh mengesankan.
Sayangnya, sarang elang jawa berpindah-pindah, jadi sarang yg saya foto ini mungkin sudah kosong. Elang jawa, elang favorit saya, sudah termasuk hampir punah. Cukup sedih juga mendengarnya. Mari kita sebisa mungkin membantu elang ini agar tetap ada.
Semoga tulisan ini berguna bagi anda semua.
Salam
P.S: foto-foto di atas adalah dokumentasi pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H