Mohon tunggu...
Briano Kawenang
Briano Kawenang Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Regular guy who likes to travel and take photos

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apakah Legasi Steve Jobs Sudah Tiada?

30 Juli 2012   22:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:26 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah hampir satu tahun Steve Jobs meninggal dunia. Banyak orang berpikir kala itu bahwa Apple tidak akan menjadi sebuah perusahaan atau brand yang sama seperti ketika Steve Jobs masih memimpin. Tapi, banyak juga yang berpendapat bahwa Apple akan terus sama, karena Steve Jobs sudah menaruh legasinya di Apple. Banyak yang percaya bahwa Tim Cook, Scott Forstall, ataupun Phillip Schiller (mereka adalah executive members Apple) memiliki misi dan taste yang sama dengan Steve Jobs. Saya termasuk dari orang yang percaya bahwa Apple akan menjadi sama. Namun demikian, ada satu dua fakta yang sepertinya mematahkan kepercayaan tersebut. [caption id="" align="aligncenter" width="555" caption="Ports baru di MBP with Retina Display"][/caption] Apple baru saja meluncurkan Macbook Pro with Retina Display. Sebuah laptop canggih yang banyak masuk ke dalam wish list orang. Namun, ada dua detail yang tidak lazim, HDMI Port. Port yang satu ini bisa menyambungkan Macbook anda ke TV HD menggunakan kabel HDMI. Mengapa ini tidak lazim? Steve Jobs tidak suka memiliki produk-produk yang bisa mengkanibalkan satu sama lainnya. Menempatkan HDMI port bisa merusak ekosistem Apple TV. Apple TV dirancang oleh Apple agar orang membeli film HD dari iTunes, dan menontonnya dari Apple TV. Sekarang, konsumen bisa mendownload film HD dari berbagai sumber selain iTunes, mencolokkan kabel HDMI, lalu menonton di TV HD mereka. Yang kedua adalah penggunaan port USB 3.0 di line up Macbook yang baru. Apple ketika ada Steve Jobs selalu berbeda dari yang lain (30pin connector instead of micro USB di iPhone salah satunya), termasuk penggunaan Thunderbolt Port (port I/O yang jauh lebih kencang dari USB 3.0). Tapi port Thunderbolt sayangnya belum didukung oleh banyak perangkat dari vendor lain. Namun di waktu lalu, ketika Apple meluncurkan iPod dengan 30 pin connector, ini tidak menjadi masalah, bahkan menjadi competitive advantage bagi Apple karena kemudian semua vendor mengeluarkan asesoris yang memiliki 30pin connector. Penggunaan USB 3.0 ini bisa mematikan adaptasi Thunderbolt, sesuatu yang rasanya Apple atau Steve Jobs tidak inginkan. [caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Iklan terbaru Apple"][/caption] Yang terakhir tidak datang dari produk terbaru Apple, melainkan iklan terbaru Apple. Bersamaan dengan Olimpiade 2012 di London, Apple meluncurkan 3 iklan TV baru (salah satunya ini). Iklan ini sangat berbeda dari iklan-iklan Apple beberapa tahun terakhir. Apple identik dengan simplicity di dalam segala aspek, termasuk iklan. Simplicity itu yang kemudian memberikan Apple distinctive brand image dibandinkan brand lainnya. Namun iklan yang baru ini sama sekali berbeda. Seperti yang ditulis Ken Segall, penulis buku "Insanely Simple", buku yang berisikan ide-ide simple dari Steve Jobs, Ken juga berpendapat bahwa iklan Apple yang baru ini "received so poorly" (berita). 3 hal ini yang menurut saya aneh dari Apple. Jarang sekali Apple mengikuti keinginan konsumen luas, biasanya mereka "memaksakan" teknologi mereka untuk diadaptasi konsumen luas. HDMI port dan USB 3.0 sepertinya mulai mematahkan ide tersebut. Iklan TV terakhir dari Apple yang membuat saya paling kaget, mana simplicity dari Apple yang banyak disukai konsumen? Tetapi saya juga bisa salah. Banyak media yang berpendapat bahwa Steve Jobs sudah mempersiapkan produk untuk Apple hingga 5 tahun ke depan nanti walaupun dia sudah tiada. Apakah perbedaan-perbedaan ini termasuk dalam rencana Steve Jobs? Mari kita lihat ke depannya seperti apa, jangan sampai saja Apple kembali ke jaman susah seperti tahun 90-an karena terlalu banyak perubahan. Briano

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun