Mohon tunggu...
Brian Nurramadhani
Brian Nurramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Jember

Seorang mahasiswa semester 4 yang berusaha belajar untuk menulis artikel online

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masa Depan Perekonomian Dunia serta Indonesia dalam Sudut Pandang Mata IMF

5 April 2023   04:17 Diperbarui: 5 April 2023   04:29 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam ruang lingkup perekonomian dunia, terdapat berbagai macam organisasi perekonomian internasional. Dimana berbagai organisasi tersebut memiliki peran, serta fungsinya masing-masing dalam sistem perekonomian global, salah satunya ialah International Monetary Fund (IMF) atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai Dana Moneter Internasional.  

IMF sendiri merupakan suatu lembaga keuangan internasional yang didirikan pada tahun 1944, saat diselenggarakannya konferensi PBB di Bretton Woods Amerika Serikat. Organisasi IMF sendiri lahir akibat dari terjadinya depresi hebat yang melanda dunia pada tahun 1930. Dengan adanya fakta tersebut, organisasi IMF diharapkan dapat menjadi suatu wadah untuk memastikan stabilitas sistem moneter internasional, terutama bagi para anggotanya. Dimana hingga saat ini, jumlah keanggotaan organisasi IMF berjumlah 190 negara, dimana didalamnya termasuk juga Negara Indonesia.

Baru-baru ini, organisasi IMF memberikan pandangannya terhadap masa depan kondisi perekonomian dunia. Dimana menurut IMF, perekonomian dunia pada tahun 2023 kemungkinan besar mengalami penurunan. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva pada saat dilangsungkannya pertemuan. Pada pertemuan tersebut, Kristalina Georgieva mengatakan bahwasanya akan terjadi suatu perubahan mendasar pada sektor ekonomi internasional. Dimana perubahan tersebut diakibatkan oleh penurunan aktivitas beberapa pusat pertumbuhan ekonomi dunia, seperti misalnya Amerika Serikat, China, serta negara-negara di kawasan Benua Eropa. Pada bulan Oktober tahun 2022, organisasi IMF menyimpulkan bahwasanya angka proyeksi pertumbuhan tahun 2023 berada di angka 2,7%. Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan angka proyeksi pertumbuhan tahun 2022 yang berada pada kisaran angka 3,4%.

Penurunan perekonomian yang terjadi merupakan dampak dari berbagai peristiwa yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Beberapa peristiwa tersebut seperti misalnya akibat dari peristiwa krisis energi yang terjadi di Eropa. Dimana akibat peristiwa tersebut membuat angka inflasi yang terjadi semakin meningkat, sehingga semakin memperburuk pertumbuhan ekonomi yang ada. Pada dasarnya, beberapa peristiwa tersebut merupakan akibat dari beberapa peristiwa yang terjadi sebelumnya seperti misalnya akibat dari invasi yang dilakukan oleh Rusia ke Ukraina serta pandemi covid-19 yang pernah melanda dunia internasional. Pada akhirnya beberapa peristiwa tersebut berdampak pada segala sektor kehidupan, tidak terkecuali sektor ekonomi internasional.

Akan tetapi di lain sisi, IMF juga memberikan berita baik ditengah adanya perkiraan penurunan pertumbuhan ekonomi global. Berita baik tersebut berasal dari Negara China. Dimana negara dengan julukan tirai bambu tersebut, mulai kembali membuka diri terhadap dunia internasional setelah sempat melakukan kebijakan menutup diri selama 3 tahun. Menurut IMF, hal yang dilakukan oleh Negara China merupakan suatu kabar positif bagi perekonomian global. Dimana dengan adanya kabar tersebut, menurut IMF dapat mendorong angka proyeksi pertumbuhan tahun 2023 sampai pada angka 2.9%. Walaupun demikian Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, mengimbau agar seluruh dunia tetap waspada ditengah kabar baik tersebut. Pasalnya kebangkitan kembali Negara China di lain sisi juga dapat menimbulkan inflasi. Dimana pertumbuhan ekonomi China yang terlalu cepat, dapat menimbulkan kenaikan harga pada beberapa komoditas seperti misalnya gas dan minyak. Hal tersebut pada akhirnya dapat mengobarkan kembali inflasi yang sebelumnya dapat diatasi oleh dunia. 

Selain memberikan perkiraan mengenai kondisi perekonomian dunia. Organisasi IMF juga memberikan laporan proyeksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara anggota, tidak terkecuali Negara Indonesia. Dimana menurut laporan terbaru, IMF memperkirakan proyeksi pertumbuhan RI pada tahun 2023 akan mencapai angka 5%. Angka tersebut merupakan hasil revisi dari perkiraan proyeksi pada laporan sebelumnya yang hanya berkisar pada angka 4,8%. Dimana menurut IMF, peningkatan tersebut merupakan hasil dari peningkatan dalam segi sektor ekspor serta memulihnya sektor permintaan dalam negeri. Proyeksi pertumbuhan tersebut, merupakan hasil dari pertemuan tahunan yang dilakukan oleh IMF dengan beberapa petinggi lembaga, serta masyarakat yang ada di Indonesia. 

Akan tetapi di lain sisi, angka proyeksi pertumbuhan yang diperkirakan oleh IMF pada tahun 2023, justru lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai angka 5,4% pada tahun 2022. Dimana penurunan angka tersebut, akibat dari normalisasi harga beberapa komoditas Indonesia yang pada tahun sebelumnya sempat mengalami kenaikan. Walaupun demikian, IMF menilai bahwasanya pertumbuhan ekonomi, serta nilai neraca perdagangan Indonesia masih kuat dan stabil. Kestabilan tersebut menurut IMF, merupakan hasil dari kebijakan ekonomi Indonesia yang dinilai berhasil dalam menurunkan angka inflasi, menstabilkan sistem keuangan, serta dalam menjaga pertumbuhan ekonomi yang sehat di negaranya. Di lain sisi walaupun telah mendapatkan apresiasi dari IMF, Negara Indonesia menurut IMF dinilai harus waspada terhadap kerawanan kondisi geopolitik di kawasannya. Dimana kerawanan tersebut dapat menimbulkan kerentanan pada kondisi ekonomi Indonesia. Hal tersebutlah yang menurut IMF menjadi salah satu tantangan bagi perekonomian Indonesia di masa depan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya, menurut IMF proyeksi perekonomian dunia pada tahun 2023 sebagian besar mengalami penurunan, termasuk juga Negara Indonesia. Dimana penurunan tersebut diakibatkan oleh berbagai peristiwa yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya yang berdampak pada sektor ekonomi, seperti misalnya invasi Rusia ke Ukraina dan pandemi covid-19 yang melanda beberapa tahun sebelumnya. Kemudian, pada Negara Indonesia sendiri walaupun menurut IMF proyeksi pertumbuhan Negara Indonesia akan mengalami penurunan. Akan tetapi walaupun mengalami penurunan, IMF menilai nilai neraca perdagangan Indonesia masih kuat dan stabil. Kestabilan tersebut merupakan hasil dari kebijakan ekonomi pemerintah yang dinilai berhasil dalam mengatasi ketidakstabilan ekonomi global beberapa tahun terakhir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun