Mohon tunggu...
Brian Marpay
Brian Marpay Mohon Tunggu... Dosen - STT Jaffray

》Katib 📚✒

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akhir dari Kegalauan (Nehemia 1-2)

25 Januari 2019   20:19 Diperbarui: 28 Januari 2019   19:19 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

"Aku bermimpi dimana pada suatu hari nanti keempat anakku akan tinggal di sebuah negara bagian, yang tidak menilai seseorang berdasarkan warna kulitnya, tetapi berdasarkan karakter" (Marthin Luther King Jr). Siang itu, 28 Agustus 1963, seorang aktivis dan pendeta membakar semangat 250.000 orang yang berkumpul di depan Lincoln Memorial. "I have a dream", demikian pidato paling berpengaruh dalam sejarah Amerika Serikat. 

Dalam pidatonya, King berbicara mengenai pengagguran, masalah rasial, serta keadilan sosial. Dengan suara menggetarkan, Luther King Jr. menyerukan hak-hak sipil, kesetaraan antara kulit putih dan hitam, serta kebijakan yang mendukung segregasi berdasarkan ras. "I have a dream", inilah pidato yang monumental hingga hari ini.

Dari kisah ini, Penulis melihat bahwa Marthin Luther King Jr memiliki beban, semangat serta visi yang besar bagi orang-orang kulit hitam perantauan, baik yang lahir maupun yang besar di Amerika Serikat. Dialah tokoh atau pejuang HAM yang menentang rasisme di Amerika bahkan pengaruhnya mengglobal.

Dalam Kitab Nehemia, yakni pasal 1-2, kita akan melihat dan menjumpai peran Nehemia dalam merajut persatuan dan kesatuan, atau dengan kata lain melalui narasi ini; kita akan melihat kedaulatan Tuhan atas hidup Nehemia. Yang sebelumnya ia mengalami kegalauan setelah melihat Yerusalem luluh lantak, namun diubah Tuhan menjadi sukacita dan hal ini dapat dilihat dari perspektif berbangsa dan bernegara, dimana Nehemia mengambil tindakan kuratif bagi Israel yakni adanya sikap merajut persatuan dan kesatuan bangsanya.

Definisi kata Kegalauan

            Secara etimologi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "kegalauan" merupakan kata sifat, yakni "keadaan/hal" yang menyebabkan galau. Sedangkan kata "galau" merupakan kata dasar yang diartikan sebagai "kacau tidak karuan (pikiran)". Dengan demikian jika disimpulkan, kegalauan ialah sebuah keadaan, hal atau kondisi dimana seseorang mengalami pikiran, perasaan atau keadaan kacau yang membuatnya tidak karuan.

Kegalauan Besar (Pasal 1:3-4).

Nehemia merasakan kegalauan yang besar, perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Nehemia sangat bersedih, pada ayat 4, Nehemia menangis, berkabung, berpuasa serta berdoa. 

Apa yang melatar belakangi sehingga Nehemia sangat bersedih dan galau? Rupanya orang-orang yang tinggal didaerah sana, yang terhindar dari penawanan ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Dimana tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar dan inilah penyebab dasar, mengapa Nehemia mengalami kegalauan besar!

Bahasa Ibrani untuk kata "menangis" pada ayat 4 ini, menggunakan kata we evkhe  וָֽאֶבְכֶּ֔ה  - to weep, to lament yang berarti meratapi dan kata "berkabung" menggunakan kata we et abla  וָאֶתְאַבְּלָ֖ה   dari kata dasar אבַלto mourn yang berarti berduka dan sedih (hitpael, imperfec). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun