Mohon tunggu...
Brian Iskandar
Brian Iskandar Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya adalah seorang pelajar SMA yang suka untuk mempelajari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memilah Sampah, Memilah Masa Depan

25 Oktober 2024   00:24 Diperbarui: 25 Oktober 2024   01:08 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Caring for Our Common Home 

Memilah sampah adalah kegiatan yang terdengar membosankan. Memilah sampah biasanya diasosiasikan dengan kondisi sesak, bau tidak sedap, dan udara yang panas. Memilah sampah juga membutuhkan waktu dan ketepatan selama memilah. Namun, terdapat keuntungan dalam memilah sampah yang jarang orang ketahui.  Memilah sampah adalah salah satu cara kita dapat menjaga lingkungan dan menjaga masa depan kita. Uniknya, sekarang kita juga dapat menghasilkan uang dari memilah sampah.

Pemilahan sampah termasuk salah satu usaha melestarikan lingkungan. Sampah dapat dipilah menjadi tiga, yakni organik, anorganik, dan B3 (bahan berbahaya dan beracun). Pemilahan semacam ini kemudian diteruskan dengan berbagai aksi menyesuaikan jenis sampahnya. Setiap aksi yang dilakukan membawa keuntungannya masing-masing. Sampah organik dapat dijadikan pupuk kompos dengan sangat mudah. Pupuk kompos yang dihasilkan hampir tidak bermodal dan bermanfaat bagi tanaman. Sampah organik yang dijadikan kompos juga mengurangi pencemaran bau tidak sedap di TPA (tempat pembuangan akhir) akibat proses pembusukan sampah tersebut. Pemilahan sampah B3 seperti sampah medis, memerlukan proses tambahan seperti filtrasi. Pemilahan sampah B3 dapat membantu para petugas untuk melakukan proses tambahan ini. Tentunya, memilah sampah B3 berarti mengurangi pencemaran bahan berbahaya ke lingkungan kita.

Sampah anorganik adalah jenis sampah kedua terbanyak dihasilkan manusia. Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik), pada tahun 2022, Provinsi DKI Jakarta menghasilkan sebanyak 3.749,84 ton sampah anorganik perharinya. Plastik menjadi sampah anorganik terbanyak, sebesar 22.95% dari total sampah Provinsi DKI Jakarta per harinya. Namun, pemilahan sampah plastik kian hari semakin didukung. Dengan adanya aplikasi dan perusahaan seperti Rekosistem dan Plasticpay, kita dapat memberikan sampah anorganik kita kepada mereka untuk didaur ulang. 

Dalam pelaksanaannya, kita dapat memperoleh uang. Seperti Rekosistem yang memberikan kita Rp800,00 setiap satu kilogram sampah anorganik yang kita berikan. Pemilahan sampah anorganik bila dilakukan bersama akan berdampak sangat besar kepada lingkungan kita. Dengan melakukannya, kita dapat mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA seperti TPA Bantar Gebang. Di lain sisi, kita juga mengurangi jumlah microplastic yang terbentuk akibat puluhan tahun degradasi sampah plastik. 

Kegiatan memilah sampah juga sejalan dengan salah satu poin Universal Apostolic Preferences, yakni caring for our common home. Poin ini bertujuan mengajak manusia untuk peduli terhadap bumi kita dan alam ibu pertiwi. Kegiatan memilah sampah adalah kegiatan sederhana dan mudah untuk dilakukan dan minim biaya. Seperti yang dipaparkan diatas, ketika kita memilah sampah, kita akan dapat mengolah sampah dengan baik dan tidak membuangnya begitu saja. Maka, memilah sampah berdampak baik bagi lingkungan dan dapat menjaga masa depan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun