Mohon tunggu...
Brian A Hananto
Brian A Hananto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Desainer, Manusia

Seorang pengajar pada program studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Pelita Harapan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Webinar: Telaah Kritis Dimensi-dimensi untuk Inovasi Sosial

11 Februari 2021   11:58 Diperbarui: 11 Februari 2021   12:07 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Webinar JSDIS "Telaah Kritis Dimensi-dimensi untuk Inovasi Sosial"|Dok UPH

Pada hari Jumat, 5 Februari 2021, Jurnal Strategi Desain dan Inovasi Sosial (JSDIS) mengadakan webinar yang bertajuk "Telaah Kritis Dimensi-dimensi untuk Inovasi Sosial". Webinar ini dibawakan oleh Dr. Martin Luqman Katoppo, S.T., M.T., Chief Editor untuk JSDIS dan Dekan Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan (UPH.

 Webinar dimulai dengan Dr. Katoppo menjelaskan latar belakang dari keberadaan JSDIS dan juga relasinya terhadap Fakultas Desain UPH. "(JSDIS) ) menunjukkan satu program yang utuh mulai dari visi (dan) misi, dari kita membayangkan bagaimana desain bisa berdampak bagi banyak orang, kemudian kita melakukan penelitian dan PKM (pengabdian kepada masyarakat), lalu kemudian luaran-luarannya kami siapkan dalam bentuk jurnal dan seminar.". Dr. Katoppo mengungkapkan bahwa JSDIS dirancang untuk membahas hal-hal terbaru dalam desain dalam tataran strategis, karena beliau percaya bahwa untuk menghasilkan inovasi, desain harus dibicarakan dalam tataran strategis untuk dapat mendorong perubahan-perubahan.

Dokumentasi Webinar JSDIS: Dr. Katoppo tengah menjelaskan bagaimana melihat desain sebagai sebuah strategi untuk dapat mendorong inovasi sosial.
Dokumentasi Webinar JSDIS: Dr. Katoppo tengah menjelaskan bagaimana melihat desain sebagai sebuah strategi untuk dapat mendorong inovasi sosial.

Webinar kelima JSDIS ini membahas mengenai temuan-temuan Dr. Katoppo dalam tiga terbitan JSDIS sejak tahun 2019 silam. Dalam artikel-artikel yang dikirimkan dan kemudian diterbitkan dalam JSDIS, terdapat tiga dimensi-dimensi yang dapat dirumuskan oleh Dr. Katoppo:

Dimensi pertama adalah Inovasi Desain Berbasis Manusia, atau kerap dikenal sebagai human centered design innovation, dimana didalamnya terdapat giga sub-dimensi:

  1. Pengembangan Kreativitias Individu & Komunal
  2. Penciptaan Ruang Urban yang Berkelindan
  3. Desain Universal

"Kita melihat bagaimana desain sosial ternyata sangat dekat dalam upaya pengembangan kreativitas individu maupun komunal dalam satu konteks sosial masyarakat tertentu." Dr. Katoppo kemudian memberikan beberapa contoh dari JSDIS, seperti Festival Kreativitas yang dilakukan oleh Rahardjo bersama dengan anak-anak muda Kampung Pondok Pucung pada tahun 2017, Purwanto mengembangkan puzzle dari bahan bambu untuk meningkatkan kreativitas anak-anak di pendidikan dasar, dan juga Widyasari & Ardiwilaga yang menggunakan ilustrasi sebagai sarana pembelajaran untuk mendorong pembelajaran yang lebih berkelindan.

Dr. Katoppo kemudian melanjutkan mengenai bagaimana injeksi dan intervensi desain dapat mendorong penciptaan ruang urban yang berkelindan. Artikel-artikel yang menunjukkan dimensi tersebut ada pada Setiawan yang melihat relasi desain street signage dan juga para pejalan kaki; Alverina, Srinaga dan prakoso mengembangkan area komersial di jalur pejalan kaki dengan menautkan pedagang kaki lima dan konteks bangunan komerial; Mensana dan Naro & Kaluara yang meninjau interaksi sosial sebagai basis dalam perancangan ruang publik.

Dalam membicarakan desain universal, Dr. Katoppo menjelaskan, "jelas bahwa desain universal itu lekat dengan desain sosial karena seringkali desain universal itu berdekatan dengan kelompok-kelompok masyarakat yang terabaikan dalam dunia desain." Contoh yang Dr. Katoppo sampaikan adalah inisiasi Pradnyanita dan Hanindharutri yang merancang video tutorial interpreter untuk mahasiswa-mahasiswi tuna rungu di Sekolah Tinggi Desain Bali untuk menciptakan inovasi sosial dalam konteks lingkungan kampus.

Dimensi kedua yang dijelaskan oleh Dr. Katoppo adalah Inovasi Material Ramah Lingkungan, yang secara konsisten ditemukan dalam artikel-artikel pada terbitan JSDIS. 

Dokumentasi Webinar JSDIS: Dr. Katoppo menjelaskan mengenai Inovasi Material Ramah Lingkungan.
Dokumentasi Webinar JSDIS: Dr. Katoppo menjelaskan mengenai Inovasi Material Ramah Lingkungan.

"Banyak rekan-rekan akademisi, inisiator, fasilitator, dan penggerak desain sosial melihat bahwa desain menjadi strategi penting dalam merespon (isu) kerusakan lingkungan. Salah satu caranya dengan memikirkan ulang limbah dan mere-interpretasi material lokal agar bernilai guna dan bernilai tambah." Contoh-contoh yang dielaborasi lebih lanjut oleh Dr. Katoppo adalah Purwanto dan Diasmara yang melakukan eksperimen pengolahan limbah ampas kopi menjadi bahan dasar kain desain produk; Winnerdy dan Laoda yang melakukan eksperimen daur ulang plastik sebagai bahan bangunan; Tacasily dan Valencia yang membuat eksperimen inovatif pelepah kelapa sebagai partisi interior; Anggita, Adita dan Guspara yang membuat eksperimen soya leather yang dibuat dari limbah cair tahu untuk desain kap lampu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun