Mohon tunggu...
Alexander Bria
Alexander Bria Mohon Tunggu... Administrasi - Saya seorang petani

Petani

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Poktan Halidato Panen Simbolis Jagung TJPS

15 April 2020   20:39 Diperbarui: 15 April 2020   20:53 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu program Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat di bidang Pertanian adalah integrasi Jagung Ternak yang saat ini dikenal dengan istilah "Tanam Jagung Panen Sapi"

Tim Pendamping Lapangan Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS),  menyelenggarakan panen simbolis di Kelompok Tani Halidato, Desa Lakekun Utara, Kec. Kobalima yang dihadirioleh Anggota Poktan Halidato, Perwakilan Aparat Desa Lakekuan Utara, Koordinator PPL Kobalima, Dan Perwakilan dari Dinas Pertanian, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malaka (Rabu, 15 April 2020)

Kegiatan Panen simbolis yang diselenggarakan hari ini merupakan salah satu bentuk motivasi untuk para petani penerima Program TJPS dan juga sebagai upaya mempublikasi program Gubernur NTT kepada seluruh masyarakat Tani di Kabupaten Malaka bahwa Program TJPS merupakan program yang memiliki dampak posetif untuk para petani yakni meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman jagung.Hal ini dapat terwujud karena adanya kegiatan pendampingan intensif dan bantuan Saprodi yang sangat memadai kepada petani penerima program. Demikian kata Gregorius Alexander Bouk, selaku Koordinator PL TJPS

Lanjutnya, Gregorius yang merupakan alumni Politani Kupang, menandaskan bahwa Hasil akhir dari program ini adalah petani bisa membeli sapi dari hasil jagung yang diperoleh, dan tentu sangat tidak diragukan karena berdasarkan hasil ubinan jagung pada lahan yang dipanen hari ini produksinya mencapai 4,2 Ton, dan produktifitas 6 ton per ha.

dokpri
dokpri
Sementara itu menurut Sekretaris Desa Lakekun Utara, Theodorus Mona, mengatakan bahwa Program yang dicanangkan oleh Gubernur merupakan program yang sangat baik karena hasil akhir dari program ini adalah membeli sapi sehingga akan menambah populasi ternak sapi melalui hasil jagung yang diperoleh petani yang bersangkutan. 

Karena itu, kami sangat berterima kasih untuk bapak Gubernur NTT karena melalui program ini, kami mendapatkan banyak bantuan seperti pengolahan lahan gratis, pendampingan yang intensif dari pendamping lapangan dan bantuan Saprodi sehingga mempermudah kami dalam proses penanaman jagung.

Di samping itu, Koordinator PPL Kobalima, Richardo De Andrade juga mengapresiasi kinerja Pendamping Lapangan karena sudah membantu para penyuluh untuk mendampigi petani di wilayah kerja Penyuluh Kecamatan Kobalima. 

Ia juga mengatakan bahwa produksi jagung tahun ini tidak sesuai dengan harapan karena kondisi cuaca yang tidak menentu dan adanya serangan hama yang sangat masif pada semua lahan petani. Dan sudah dilakukan tindakan penanganan dan pengendalian namun tidak berhasil secara maksimal. Akan tetapi hasil produksi tidak merosot, demikian tandas Richardo.

Semenetara itu menurut Bpk. Fransiskus Xaverius Nekin Taek, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mewakili Dinas TPHP Kabupaten Malaka, mengatakan bahwa  "Kami sangat mendukung penuh Program Gubernur NTT karena dengan adanya program TJPS sebagian petani di Kabupaten Malaka merasa terbantu. Selain itu, kami mengharapkan agar program ini tetap dilanjutkan dan ditingkatkan sehingga semua petani di kabupaten Malaka bisa merasakan manfaat dari program TJPS"

Lanjutnya, "Kita akan upayakan agar di setiap Desa yang ada di kabupaten Malaka ada satu kelompok tani yang menjadi sasaran TJPS sehingga bisa memberikan contoh untuk petani yang lain. Karena program TJPS merupakan yang program baru, artinya bahwa belum diketahui oleh semua petani. Dan jenis program ini adalah membangun model pertanian integrasi yakni Integarasi Jagung dan Ternak", tutur, Fransiskus.

"Hasil Jagung tahun ini, produksi tidak maksimal karena kondisi curah hujan tidak stabil dan juga adanya serangan hama baru yakni Ulat Grayak. Namun, kami bersama para petani petani tetap berusaha dan optimis dalam mengahadapi situasi ini dengan mengendalikan hamantersebut sehingga pada tahun ini petani bisa mendapatkan jagung untuk pemenuhan kebutuhan pangan dalam keluarga dan bisa dijual untuk membeli ternak sapi sesuai dengan target akhir dari program ini" Demikian tandas, Fransiskus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun