Mohon tunggu...
Brevian Dwinanto
Brevian Dwinanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Memiliki minat dalam beropini dan mempelajari kebudayaan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

KKN di Desa Penari: Pentingnya Nilai Adab dan Religi di Tengah Tradisionalisme Indonesia

14 Juni 2022   12:18 Diperbarui: 14 Juni 2022   12:26 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: IMDb)

Baru-baru ini muncul sebuah film bergenre horor yang berhasil meraup kesuksesan yang amat sangat di layar lebar Indonesia berjudul KKN di Desa Penari. 

Film tersebut diadaptasi dari sebuah thread di Twitter dengan judul serupa. Film ini menceritakan tentang perjalanan sekelompok mahasiswa yang berjumlah 6 orang ke sebuah desa guna melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai syarat akhir untuk lulus dari kampus tempat mereka berkuliah. 

Awalnya mereka melaksanakan tugas mereka sebagaimana mahasiswa semesrer akhir pada umumnya. Akan tetapi, akibat melakukan hal yang tidak diperkenankan untuk dilakukan di desa tersebut, proyek pengabdian mereka tersebut berujung pada sebuah malapetaka yang berasal dari ‘mereka yang tidak terlihat’ alias bangsa gaib.

Film ini bergenre horor karena menampilkan adegan-adegan yang berhubungan dengan roh-roh halus yang tidak dapat dipungkiri memang hidup berdampingan dengan dimensi tempat kita hidup di dunia ini. Akan tetapi, jika dilihat dari perspektif yang lain, film ini tidak hanya memiliki unsur horor saja, melainkan unsur lain yang justru memberikan pelajaran berharga bagi para penontonnya, salah duanya nilai religi dan nilai adab. 

Sementara itu, lingkupan film ini menunjukkan sisi tradisionalisme Indonesia yang beraneka ragam dan budaya Indonesia yang menjadi perwakilan untuk ditampilkan di film ini adalab budaya tradisional Jawa. Di film ini, terlihat dengan jelas pola hidup masyarakat Jawa terutama di sisi timur Jawa yang dikenal keras tetapi masih memegang teguh norma budaya mereka.

Terlihat ada perbedaan pengertian dan penerapan budaya Jawa terutama dalam hal verbal oleh para tokoh yang ada di film ini. Masyarakat dan para tokoh dari desa penari menerapkan budaya tradisional Jawa dan berbicara dengan aksen Jawa halus. 

Sementara itu, para tokoh mahasiswa menampilkan budaya Jawa urban yang sudah berevolusi dengan budaya modern sehingga tercipta sebuah produk budaya Jawa baru yang tidak memandang tata krama dan lebih suka menggunakan bahasa Jawa yang tingkatannya sangat rendah yang menurut para tetua dianggap tidak sopan. Di sinilah nilai adab memainkan peran yang penting dalam kehidupan yang bisa kita lihat dalam film KKN di Desa Penari ini.

Di film ini, ketika ditampilkan dua kebudayaan yang berbeda, para mahasiswa yang melanggar norma dan tidak mau membaur dengan kebudayaan tuan rumah, justru terkesan melecehkan dan di sinilah mereka tidak menunjukkan nilai adab yang seharusnya dimiliki oleh segenap warga negara Indonesia. 

Seharusnya mereka memiliki etika dan mau membaur serta beradaptasi dengan masyarakat di lingkungan baru yang belum pernah mereka temui. 

Nilai adab memiliki peran besar dalam situasi seperti ini karena meskipun memiliki kebudayaan dan struktur tata krama yang berbeda, tetapi kesopanan dalam berperilaku dan berkata-kata akan selalu diapresiasi oleh semua orang sehingga individu tersebut akan memiliki citra yang baik di mata lawannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun